JAKARTA - Pasar saham Indonesia berpotensi mencatatkan pergerakan positif pada perdagangan Selasa, 7 Oktober 2025. Sejumlah analis memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak menguat meskipun masih dibayangi tekanan jual dan ketidakpastian global. Dalam kondisi tersebut, beberapa saham pilihan direkomendasikan untuk menjadi perhatian investor.
IHSG pada perdagangan awal pekan, Senin, 6 Oktober 2025, ditutup menguat tipis 0,27% ke posisi 8.139. Penguatan ini sempat membawa indeks mendekati level resistance di 8.155 meskipun tekanan jual masih terlihat di pasar. Berdasarkan proyeksi, IHSG hari ini diperkirakan bergerak dalam rentang 8.200 hingga 8.246.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menjelaskan bahwa secara teknikal, peluang penguatan IHSG masih terbuka untuk membentuk bagian dari wave [iii] ke rentang 8.200–8.246.
“Namun, pada label hitam, IHSG masih rawan terkoreksi, paling tidak untuk menguji level 7.894–7.959 terlebih dahulu,” ujarnya.
Herditya menambahkan, level support IHSG berada di 8.022 dan 7.940, sementara level resistance di 8.155 dan 8.192. Sementara itu, riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas memproyeksikan IHSG bergerak menguat terbatas dengan support di 8.070 dan resistance di 8.180.
Saham Pilihan Analis Hari Ini
Dalam kondisi pasar yang dinamis, para analis merekomendasikan sejumlah saham yang dinilai memiliki potensi pertumbuhan menarik. Herditya merekomendasikan empat saham yaitu:
PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO)
PT Archi Indonesia Tbk (ARCI)
PT Harum Energy Tbk (HRUM)
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA)
Sementara itu, PT Pilarmas Investindo Sekuritas merekomendasikan tiga saham lain, yakni:
PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB)
PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA)
PT Bukalapak.com Tbk (BUKA)
Rekomendasi Teknikal Saham
ADRO – Buy on Weakness
Saham ADRO terkoreksi 0,30% ke level 1.655 dan masih berada di bawah moving average (MA)20. “Kami perkirakan posisi ADRO saat ini berada pada bagian dari wave [v] dari wave B dari wave (Y),” kata Herditya.
Buy on Weakness: 1.390–1.600
Target Price: 1.790, 1.910
Stoploss: di bawah 1.365
ARCI – Buy on Weakness
Saham ARCI menguat signifikan 13,90% ke 1.065 dengan volume pembelian meningkat. “Kami memperkirakan posisi ARCI sedang berada di awal wave [v] dari wave 5,” ujarnya.
Buy on Weakness: 1.015–1.040
Target Price: 1.100, 1.180
Stoploss: di bawah 1.000
HRUM – Buy on Weakness
Saham HRUM naik 0,42% ke level 1.195 meskipun tekanan jual masih dominan. Posisi HRUM saat ini diperkirakan berada pada bagian dari wave iv dari wave (v).
Buy on Weakness: 1.135–1.165
Target Price: 1.250, 1.335
Stoploss: di bawah 1.110
MBMA – Spec Buy
Saham MBMA terkoreksi 1,60% ke 615. Pergerakannya diperkirakan berada pada bagian dari wave [iv] dari wave C.
Spec Buy: 580–610
Target Price: 675, 735
Stoploss: di bawah 520
Sentimen Eksternal dan Faktor Pendorong Pasar
IHSG sempat menguat di tengah tren positif bursa kawasan Asia. Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menjelaskan penguatan tersebut salah satunya dipicu oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS (The Fed).
“Bursa regional Asia menguat di tengah kekhawatiran shutdown pemerintah AS, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed,” ujarnya.
Dari luar negeri, pasar global juga masih menyoroti potensi shutdown pemerintahan AS yang bisa memicu PHK massal. Penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, memperingatkan potensi dampak negatif jika Presiden Donald Trump dan Partai Demokrat gagal mencapai kesepakatan anggaran.
Kondisi ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan memberi ruang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga pada Oktober dan Desember.
Sentimen Domestik dan Capital Outflow
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mencatat adanya capital outflow senilai Rp 9,76 triliun pada pekan pertama Oktober 2025. Kondisi ini turut mendorong peningkatan premi risiko investasi Indonesia. Meski demikian, IHSG tetap bergerak positif di zona hijau sepanjang sesi perdagangan.
Selain itu, faktor politik global turut berpengaruh. Di Jepang, terpilihnya Sanae Takaichi sebagai perdana menteri baru memberikan dorongan positif bagi pasar karena kebijakan ekonominya yang pro-stimulus dan dovish secara fiskal.
Dari sisi sektoral, lima sektor ditutup menguat, dipimpin oleh sektor teknologi yang melonjak 2,77%, diikuti oleh sektor infrastruktur naik 1,77%, dan sektor barang baku naik 1,16%.