IHSG Sentuh Rekor Tertinggi, Ini Sentimen dan Rekomendasi Saham

Selasa, 07 Oktober 2025 | 14:04:15 WIB
IHSG Sentuh Rekor Tertinggi, Ini Sentimen dan Rekomendasi Saham

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan performa impresif pada awal pekan ini. Di tengah dinamika pasar global dan ekspektasi data ekonomi domestik, IHSG berhasil menguat 21,59 poin atau 0,27% ke level 8.139 pada perdagangan Senin, 6 Oktober 2025. 

Tak hanya itu, indeks acuan pasar modal Indonesia tersebut juga sempat menyentuh level tertinggi sepanjang perdagangan intraday di 8.176, menandakan optimisme pelaku pasar yang masih tinggi.

Kinerja positif IHSG tersebut tidak datang secara kebetulan. Berbagai faktor fundamental dan teknikal menjadi pendorong utama, mulai dari rotasi sektor hingga penguatan nilai tukar rupiah. 

Sejumlah analis memandang pergerakan ini sebagai sinyal positif bagi pasar saham ke depan, meski tetap mengingatkan investor untuk memperhatikan dinamika global yang masih penuh ketidakpastian.

Konglomerasi dan Komoditas Emas Jadi Motor Penggerak IHSG

Menurut Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, penguatan IHSG pada perdagangan awal pekan didorong oleh aksi beli pada saham-saham emiten konglomerasi serta perusahaan yang bergerak di sektor komoditas emas.

“Reli IHSG hari ini dibopong oleh emiten konglomerasi dan yang berbasiskan komoditas emas,” ujarnya.

Kenaikan harga emas dunia yang terus menembus rekor tertinggi sepanjang masa membuat saham-saham produsen emas dan entitas terkait semakin menarik bagi investor. Sektor ini pun menjadi salah satu kontributor utama terhadap penguatan indeks secara keseluruhan.

Faktor Rupiah, Rotasi Sektor, dan Ketidakpastian Global

Tak hanya dari sisi sektoral, penguatan IHSG juga didukung oleh faktor makroekonomi. VP Equity Retail Analyst Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, mengungkapkan bahwa penguatan rupiah terhadap dolar AS menjadi katalis positif tambahan bagi pasar saham domestik.

“Berlanjutnya penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan rotasi ke sektor energi, infrastruktur, dan teknologi turut memperkuat IHSG hari ini,” jelas Audi.

Selain faktor domestik, dinamika global juga turut memengaruhi sentimen pelaku pasar. Ketidakpastian terkait potensi penutupan pemerintahan (government shutdown) di Amerika Serikat membuat investor cenderung mencari aset yang lebih stabil, termasuk pasar saham Indonesia yang dianggap lebih menarik di tengah gejolak tersebut.

Proyeksi IHSG Hari Ini: Fluktuatif, Tapi Masih Potensial

Menatap perdagangan hari ini, Selasa, 7 Oktober 2025, para analis memperkirakan IHSG akan bergerak fluktuatif namun cenderung menguat terbatas. Audi memperkirakan indeks akan bergerak di kisaran support 8.075 dan resistance 8.210, dengan indikator MACD yang masih menunjukkan tren melandai.

“Sentimen yang akan mengiringi gerak IHSG hari ini datang dari antisipasi pasar terhadap rilis data cadangan devisa Indonesia per September 2025 yang diperkirakan naik ke posisi US$ 159 miliar,” ujar Audi.

Menurutnya, potensi kenaikan cadangan devisa tersebut mencerminkan peningkatan aktivitas ekspor yang dapat memberikan sinyal positif terhadap fundamental ekonomi nasional. Hal ini kemungkinan besar akan direspons secara optimistis oleh pelaku pasar.

Harga Emas Rekor, Dorong Saham Komoditas

Selain data devisa, tren harga emas yang terus mencetak rekor tertinggi juga diyakini menjadi katalis penting bagi pergerakan IHSG. Audi menjelaskan bahwa hal ini akan mendorong kinerja saham-saham produsen emas atau perusahaan yang memiliki eksposur besar terhadap komoditas tersebut.

“Kenaikan harga emas akan mendorong emiten produsen atau yang terkait dengan komoditas emas dalam negeri terus meningkat sehingga berkontribusi pada laju IHSG,” paparnya.

Dengan kondisi tersebut, sektor tambang emas dan energi diprediksi akan tetap menjadi fokus utama investor dalam jangka pendek.

Rekomendasi Saham: Dari Buy Hingga Spekulatif

Di tengah dinamika pasar saat ini, Audi memberikan beberapa rekomendasi saham yang dinilai menarik untuk dicermati oleh investor. Untuk strategi trading buy, ia menyarankan dua saham, yakni:

PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), dengan rentang support Rp 1.810 – resistance Rp 2.310.

PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dengan rentang support Rp 1.670 – resistance Rp 2.000.

Sementara itu, untuk investor yang lebih agresif, Audi juga merekomendasikan aksi speculative buy pada saham:

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dengan rentang support Rp 1.600 – resistance Rp 1.705 per saham.

Rekomendasi ini mencerminkan prospek jangka pendek yang cukup menjanjikan, meskipun tetap perlu diimbangi dengan strategi manajemen risiko yang baik.

Optimisme Terjaga Meski Risiko Masih Ada

Secara keseluruhan, penguatan IHSG yang berhasil mencetak rekor baru menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi dan pasar modal Indonesia. Kombinasi dari penguatan rupiah, rotasi sektor strategis, kenaikan harga emas, hingga ekspektasi cadangan devisa yang meningkat menjadi faktor pendorong utama di balik reli tersebut.

Meski demikian, analis mengingatkan bahwa ketidakpastian global seperti isu politik di AS atau perubahan kebijakan moneter masih dapat menjadi tantangan dalam jangka pendek. 

Oleh karena itu, strategi investasi yang bijak, pemilihan saham yang selektif, serta disiplin dalam manajemen risiko tetap menjadi kunci untuk memanfaatkan momentum positif IHSG saat ini.

Dengan sentimen yang masih kondusif, pasar saham Indonesia memiliki peluang untuk melanjutkan tren penguatan, asalkan investor tetap mencermati pergerakan faktor eksternal dan fundamental ekonomi domestik yang menjadi penggerak utama indeks.

Terkini

Jadwal Simulasi TKA 2025 dan Link Soal Gratis

Selasa, 07 Oktober 2025 | 15:59:53 WIB

BPKH Buka Rekrutmen 2025, 11 Formasi Tersedia

Selasa, 07 Oktober 2025 | 15:59:49 WIB

PFN Rilis Film Romansa Budaya, Dukungan Gekrafs

Selasa, 07 Oktober 2025 | 15:32:40 WIB

Jawara Kustomfest 2025: Low Rider dan Shovelhead Gahar

Selasa, 07 Oktober 2025 | 15:32:39 WIB