Diplomasi Global Prabowo Subianto Menutup Tahun Politik 2025

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:32:17 WIB
Diplomasi Global Prabowo Subianto Menutup Tahun Politik 2025

JAKARTA - Menutup tahun 2025, arah kebijakan luar negeri Indonesia terlihat semakin aktif dan ekspansif melalui rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto. 

Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun masa pemerintahannya, Prabowo mencatat intensitas lawatan luar negeri yang tinggi, menjangkau berbagai kawasan strategis dunia. Pola diplomasi ini memperlihatkan upaya konsisten Indonesia memperkuat posisi globalnya di tengah dinamika geopolitik internasional yang kian kompleks.

Sepanjang 2025, kunjungan Prabowo tidak hanya bersifat simbolik, tetapi juga diiringi agenda substantif. Pertemuan bilateral, partisipasi forum multilateral, hingga penandatanganan perjanjian strategis menjadi bagian dari rangkaian perjalanan tersebut. Diplomasi ini merefleksikan kepentingan nasional yang dibawa Indonesia dalam kerangka hubungan internasional yang seimbang dan inklusif.

Langkah Awal Diplomasi ke Kekuatan Dunia

Rangkaian lawatan luar negeri Prabowo dimulai sejak awal masa jabatannya dengan mengunjungi Beijing, China, pada November 2024. Kunjungan ini menjadi penanda awal diplomasi aktif Indonesia di Asia Timur. 

Dalam pertemuan dengan Presiden Xi Jinping, Perdana Menteri Li Qiang, dan Ketua Kongres Rakyat Nasional Zhao Leji, pembahasan difokuskan pada kerja sama ekonomi, pendidikan, hingga kebijakan domestik seperti program makan bergizi gratis.

Dari Beijing, Prabowo melanjutkan kunjungan ke Washington, D.C. Pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Menteri Pertahanan Lloyd Austin, dan Direktur CIA William J. Burns menegaskan posisi Indonesia dalam menjaga keseimbangan hubungan dengan dua kekuatan global. Isu Indo-Pasifik, transisi energi, serta stabilitas kawasan menjadi topik utama dalam pembahasan bilateral tersebut.

Peran Indonesia di Forum Multilateral Global

Selain kunjungan bilateral, Prabowo aktif menghadiri berbagai forum internasional. Kehadirannya di KTT APEC di Lima, Peru, dan KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil, menjadi panggung bagi Indonesia untuk menyuarakan kepentingan negara berkembang. Dalam forum tersebut, Prabowo menegaskan perlunya reformasi tata kelola ekonomi global agar lebih adil dan inklusif.

Diplomasi multilateral berlanjut dengan kehadiran Prabowo pada KTT Developing Eight (D-8) di Kairo. Dalam forum ini, Indonesia menegaskan komitmen terhadap solidaritas negara-negara berkembang dan dukungan terhadap isu kemanusiaan global, termasuk konflik di Palestina. Lawatan ini memperkuat posisi Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar yang aktif dalam diplomasi dunia Islam.

Penguatan Hubungan dengan Timur Tengah dan Eropa

Kunjungan ke Britania Raya menjadi salah satu sorotan diplomasi Prabowo pada 2025. Pertemuan dengan Raja Charles III dan Perdana Menteri Keir Starmer membawa isu lingkungan dan pengelolaan hutan berkelanjutan ke agenda bilateral. Lawatan ini juga menghasilkan komitmen investasi bernilai miliaran dolar Amerika Serikat.

Setelah itu, Prabowo melanjutkan perjalanan ke Uni Emirat Arab untuk bertemu Presiden Mohammed bin Zayed. Hubungan Indonesia–UEA diposisikan sebagai kemitraan strategis jangka panjang, mencakup kerja sama ekonomi dan stabilitas kawasan Timur Tengah. Rangkaian kunjungan ke Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania pada April 2025 semakin menegaskan peran aktif Indonesia dalam diplomasi kawasan konflik.

Asean sebagai Prioritas Kawasan

Asia Tenggara tetap menjadi fokus utama kebijakan luar negeri Indonesia. Sepanjang 2025, Prabowo tercatat menghadiri berbagai agenda Asean, termasuk KTT ke-46 dan ke-47 di Kuala Lumpur. Dalam forum tersebut, Indonesia menegaskan komitmen terhadap integrasi kawasan, ekonomi digital, serta keberlanjutan.

Kunjungan ke negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Singapura, dan Brunei Darussalam memperlihatkan konsistensi Indonesia dalam menjaga stabilitas regional. Salah satu momen penting adalah pengukuhan Timor Leste sebagai anggota penuh Asean, yang disaksikan langsung oleh Prabowo sebagai simbol perluasan kerja sama kawasan.

Diplomasi Simbolik dan Penutup Tahun

Diplomasi Prabowo juga sarat dengan pesan simbolik. Undangan sebagai tamu kehormatan dalam parade militer Hari Bastille di Paris menjadi penanda kuat hubungan strategis Indonesia–Prancis. Kehadiran kontingen gabungan TNI–Polri dalam parade tersebut menyampaikan pesan tentang kemitraan pertahanan yang erat.

Selain itu, Prabowo meninjau Paviliun Indonesia di Expo Osaka 2025 untuk mempromosikan inovasi dan ekonomi kreatif nasional. Di New York, pidatonya dalam Sidang Umum PBB ke-80 menegaskan dukungan Indonesia terhadap solusi dua negara bagi Palestina serta komitmen pada multilateralisme.

Menjelang akhir 2025, Prabowo mengunjungi Australia, Pakistan, dan Rusia. Di Sydney, pertemuan dengan Perdana Menteri Anthony Albanese menghasilkan pengumuman substansi perjanjian keamanan bilateral baru. Di Islamabad, peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Pakistan diisi dengan penandatanganan berbagai nota kesepahaman.

Tahun ditutup dengan kunjungan ke Moskow dan pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin di Istana Kremlin. Pertemuan ini menegaskan bahwa hubungan Indonesia–Rusia tetap terjaga sebagai kemitraan strategis di tengah dinamika global. 

Secara keseluruhan, rangkaian kunjungan kenegaraan Prabowo sepanjang 2025 mencerminkan diplomasi aktif Indonesia yang berorientasi pada kepentingan nasional, keseimbangan geopolitik, dan peran global yang semakin kuat.

Terkini