JAKARTA - Setelah seharian penuh menahan lapar dan dahaga, banyak orang tua yang memberikan anak mereka minuman dingin atau es saat berbuka puasa. Sensasi kesegaran dari air es memang terasa menyenangkan setelah seharian berpuasa, tetapi apakah aman bagi anak-anak untuk langsung mengonsumsinya?
Menurut Dokter Spesialis Gizi Klinik Siloam Hospitals Lippo Village Tangerang, dr. Mulianah Daya, M. Gizi, SpGK, pilihan terbaik bagi anak-anak saat berbuka puasa sebenarnya adalah air hangat atau air dengan suhu ruangan. Hal ini bertujuan agar lambung tidak kaget setelah beristirahat selama kurang lebih 14 jam. "Jadi paling bagus disarankannya itu sebaiknya adalah minuman hangat. Karena lambungnya lagi tidur selama 14 jam. Jika minum air dingin, dia akan kaget," ujar dr. Mulianah dalam sebuah sesi Instagram Live bersama HaiBunda.
Sebagai gantinya, dr. Mulianah menyarankan agar anak terlebih dahulu diberikan air hangat atau suhu ruangan, kemudian mengonsumsi makanan ringan seperti buah atau karbohidrat yang mudah dicerna sebelum minum air dingin atau es. "Jadi kalau misalnya lambungnya kecil, kemudian diberikan air dingin, apalagi air es, dia belum siap untuk menerima makan. Jadi seharusnya kita relaksasi, mengembang pelan-pelan, lalu kita siapkan makanan, itu lebih baik," tambahnya.
Lebih lanjut, dr. Mulianah menekankan bahwa meskipun anak boleh mengonsumsi air dingin setelah berbuka, sebaiknya dilakukan secara bertahap. "Sebaiknya minum air hangat atau air biasa suhu ruangan saja. Kalau minum air dingin sebaiknya jangan langsung pas buka puasa. Misalnya kita makan buah dulu atau karbohidrat yang cepat dicerna, kemudian baru kita bisa minum air dingin," jelasnya.
Berapa Banyak Air Dingin yang Boleh Dikonsumsi Anak Saat Berbuka?
Tidak ada takaran pasti untuk jumlah minuman dingin atau air es yang boleh dikonsumsi anak saat berbuka puasa. Namun, dr. Mulianah mengingatkan bahwa orang tua harus memperhatikan kondisi kesehatan anak sebelum memberikan minuman dingin. "Sebenarnya tidak ada takaran, tapi dilihat-lihat juga dengan kondisi medisnya karena es itu kan juga bisa menyebabkan radang. Terlebih anak-anak yang memiliki kondisi rhinitis, itu (es) juga akan mengganggu tubuh," jelasnya.
Makanan dan Minuman yang Dianjurkan untuk Anak Saat Sahur dan Berbuka
Selain memperhatikan konsumsi air dingin, dr. Mulianah juga membagikan beberapa tips mengenai makanan dan minuman yang sebaiknya dikonsumsi anak saat sahur dan berbuka puasa:
Menghindari Makanan yang Terlalu Manis Menurut dr. Mulianah, makanan yang terlalu tinggi gula tidak dianjurkan untuk dikonsumsi saat sahur dan berbuka puasa. "Sebaiknya hindari makanan yang terlalu tinggi gula. Apalagi pada saat berbuka nih, kecenderungannya kalau berbuka itu kayak war takjil, semua manis," katanya.
Jika anak mengonsumsi makanan manis dalam jumlah banyak, organ tubuh yang sebelumnya beristirahat selama berpuasa akan terkejut dan bekerja lebih keras. "Jika anak mengonsumsi makanan langsung barbar atau banyak dan tinggi gula, semua organ yang sedang mengantuk dibangunkan. Bahkan gula yang tinggi membuat organnya semua kelelahan, jadi anak gampang lemas dan mengantuk. Makanan yang tinggi gula juga berisiko membuat anak mengalami obesitas karena berat badannya naik," paparnya.
Sebagai alternatif, orang tua dapat memberikan anak karbohidrat yang cukup seperti nasi, singkong, hingga buah-buahan.
Menghindari Gorengan Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga perlu menghindari gorengan saat berbuka puasa. Lemak dari minyak yang terdapat pada gorengan akan membutuhkan waktu lebih lama untuk diserap oleh lambung, yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
"Terlalu banyak gorengan saat tubuh berpuasa 14 jam membuat lambung kita yang kosong cenderung lebih sensitif. Minyak itu sebenarnya paling lama penyerapannya di lambung sehingga lambung yang lagi dikecilkan saat puasa tiba-tiba dihajar gorengan, lambungnya kaget," ungkap dr. Mulianah.
Menghindari Teh Manis saat Berbuka Banyak orang tua yang memberikan teh manis kepada anak saat berbuka puasa karena dianggap menyegarkan. Namun, dr. Mulianah menyebut bahwa teh dapat memperlambat pengosongan lambung dan menghambat penyerapan zat besi.
"Teh juga dapat memperlambat pengosongan lambung terlebih anak baru belajar berpuasa. Takutnya nanti jadi masalah lambung dan juga akan menghambat penyerapan zat besi," jelasnya.
Meski begitu, bukan berarti anak tidak boleh mengonsumsi teh sama sekali. "Boleh kok minum tehnya, tapi jangan buat makan utama. Tehnya buat sekadar ya saja, camilan, snacking, itu boleh," imbuhnya.
Meskipun air es terasa menyegarkan saat berbuka, anak-anak sebaiknya tidak langsung mengonsumsinya setelah berpuasa. Minuman hangat atau air suhu ruangan lebih disarankan agar lambung tidak kaget. Selain itu, makanan yang terlalu manis, gorengan, dan teh sebaiknya dihindari saat berbuka untuk menjaga kesehatan pencernaan anak.
Orang tua perlu memperhatikan pola makan dan minum anak saat bulan Ramadan agar mereka tetap sehat dan bertenaga dalam menjalani ibadah puasa. Jika anak ingin minum air dingin, berikan setelah mereka mengonsumsi makanan ringan terlebih dahulu untuk mencegah gangguan pencernaan. Dengan pola makan yang tepat, anak bisa menjalani puasa dengan lebih nyaman dan sehat.