Dokter: Pola Makan yang Salah Saat Puasa Bisa Picu Lonjakan Gula Darah dan Gangguan Lambung

Rabu, 19 Maret 2025 | 23:45:44 WIB
Hati-hati! Pola Makan yang Salah Saat Puasa Bisa Picu Lonjakan Gula Darah dan Gangguan Lambung

JAKARTA - Menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan seharusnya menjadi momen untuk menyehatkan tubuh, namun pola makan yang salah justru bisa berakibat buruk bagi kesehatan. Dokter Edi Hidayat Sp.PD, FINASIM, AIFO-K, FISQua, seorang dokter ahli di Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, mengingatkan bahwa kebiasaan makan yang tidak tepat saat berbuka dan sahur bisa menyebabkan lonjakan gula darah hingga gangguan lambung yang berbahaya.

"Bahaya makan terlalu banyak pada kesehatan adalah bisa memicu Hyperglycemia Spike atau lonjakan gula darah mendadak dalam tubuh," ujar dr. Edi Hidayat.

Menurutnya, lonjakan kadar gula darah ini terjadi karena setelah berjam-jam berpuasa, tubuh tiba-tiba menerima asupan makanan dan minuman dalam jumlah besar. Kondisi ini membuat pankreas bekerja ekstra untuk menurunkan kadar gula, yang bisa mengakibatkan tubuh terasa lemas, mengantuk, dan kurang bertenaga setelah berbuka.

Tak hanya itu, pola makan yang salah juga berisiko menyebabkan gangguan lambung. Perut yang kosong selama lebih dari 12 jam tiba-tiba diisi dengan makanan berat bisa memicu kembung, nyeri lambung, hingga refluks asam lambung atau yang lebih dikenal dengan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).

"Pada perut yang kosong tiba-tiba diisi penuh, menyebabkan kembung, dan makanan bisa keluar lagi ke kerongkongan atau sering disebut penyakit GERD," jelas dr. Edi Hidayat.

Cara Berbuka yang Tepat untuk Mencegah Lonjakan Gula Darah

Agar terhindar dari lonjakan gula darah dan masalah lambung, dr. Edi Hidayat menyarankan agar umat Islam mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW dalam berbuka puasa.

"Cara terbaik berbuka adalah dengan kurma satu biji atau tiga biji dan diawali dengan minum air terlebih dahulu," katanya.

Langkah ini bertujuan agar tubuh tidak langsung menerima lonjakan gula secara drastis, serta memberikan waktu bagi lambung untuk menyesuaikan diri sebelum menerima makanan dalam jumlah lebih besar. Setelah berbuka dengan kurma dan air, dianjurkan untuk menunggu beberapa menit sebelum mengonsumsi makanan berat agar lambung dapat beradaptasi.

Dalam Islam sendiri, Allah SWT telah mengingatkan umatnya agar tidak berlebihan dalam makan dan minum. Surah Al-A’raf ayat 31 menegaskan:

"Jangan berlebihan dalam makan dan minum, karena Allah tidak menyukai orang yang berlebihan."

Bahaya Minuman Manis Berlebihan Saat Berbuka

Selain membatasi jumlah makanan, dr. Edi Hidayat juga memperingatkan bahaya konsumsi minuman manis secara berlebihan saat berbuka puasa.

"Makan dan minum minuman manis terlalu banyak saat berbuka puasa juga tidak baik bagi tubuh, karena bisa menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang bisa memicu terjadinya diabetes melitus," katanya.

Banyak orang terbiasa mengonsumsi es teh manis, sirup, kolak, atau minuman bersoda saat berbuka. Meski menyegarkan, kadar gula yang tinggi dalam minuman tersebut dapat memperberat kerja pankreas dalam menurunkan kadar gula darah. Jika kebiasaan ini terus berulang, maka tubuh bisa mengalami resistensi insulin, yang pada akhirnya bisa meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.

"Apabila kondisi ini terjadi berulang, bisa mengakibatkan terjadinya resistensi insulin dalam tubuh," tambahnya.

Oleh karena itu, lebih baik memilih air putih atau air kelapa alami untuk mengembalikan cairan tubuh secara sehat, daripada minuman manis yang dapat membahayakan kesehatan.

Pola Sahur yang Dianjurkan untuk Kesehatan Optimal

Tidak hanya saat berbuka, kebiasaan makan saat sahur juga perlu diperhatikan agar tubuh tetap bugar sepanjang hari. Menurut dr. Edi Hidayat, makanan tinggi serat dan protein lebih baik dikonsumsi saat sahur dibandingkan makanan tinggi karbohidrat sederhana seperti nasi putih atau roti manis.

Karbohidrat sederhana dapat menyebabkan gula darah naik dengan cepat dan turun drastis, yang akhirnya membuat tubuh cepat lemas dan lapar kembali sebelum waktu berbuka. Sebaliknya, makanan yang mengandung protein (telur, daging ayam, ikan) dan serat (sayur, buah, gandum) akan memberikan energi tahan lama serta menjaga keseimbangan gula darah.

Selain itu, sangat dianjurkan untuk tidak langsung tidur setelah sahur. Tidur dalam kondisi perut penuh bisa menyebabkan refluks asam lambung, yang memicu gejala GERD seperti rasa panas di dada dan mual.

"Setelah sahur, usahakan menunggu sekitar 30 menit sebelum tidur, agar makanan bisa dicerna lebih baik," sarannya.

Puasa Sehat dengan Pola Makan yang Tepat

Berpuasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menjadi kesempatan untuk menerapkan pola makan yang lebih sehat. Dengan berbuka secara bertahap, membatasi konsumsi makanan berlemak dan minuman manis, serta memilih makanan bernutrisi saat sahur, tubuh akan tetap sehat, bertenaga, dan terhindar dari lonjakan gula darah maupun gangguan lambung.

Mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW dalam berbuka dan sahur juga bisa menjadi panduan terbaik dalam menjaga kesehatan selama bulan Ramadhan. Dengan pola makan yang benar, ibadah puasa akan terasa lebih ringan dan bermanfaat bagi tubuh.

Terkini