Kepala BPOM Taruna Ikrar Bahas Tiga Level Isu Kesehatan Global Bersama Mahasiswa Harvard

Jumat, 11 April 2025 | 11:57:29 WIB
Kepala BPOM Taruna Ikrar Bahas Tiga Level Isu Kesehatan Global Bersama Mahasiswa Harvard

JAKARTA – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Taruna Ikrar, menggelar diskusi strategis bersama Harvard Indonesian Student Association (HISA) untuk membahas isu-isu penting dalam bidang kesehatan pada tingkat nasional, regional, dan internasional. Diskusi ini berlangsung di Harvard University dan bertujuan mempererat hubungan antara mahasiswa diaspora Indonesia dan pemerintah, serta memberikan wawasan mengenai peran BPOM dalam menjamin kualitas layanan kesehatan.

Dalam keterangan resmi yang diterima pada Rabu (9/4/2025), Taruna menegaskan bahwa diskusi tersebut menjadi medium penting untuk menyampaikan tantangan dan solusi yang tengah dijalankan pemerintah Indonesia dalam memperkuat sistem kesehatan nasional dan daya saing global sektor farmasi dan pangan.

“Diskusi ini bertujuan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang tantangan yang kita hadapi, serta langkah-langkah konkret yang telah dan akan kami lakukan. Ini juga bentuk penguatan hubungan antara pemerintah dan generasi muda Indonesia di luar negeri,” ujar Taruna Ikrar.

Fokus Nasional: Program Makan Bergizi Gratis dan Efisiensi Anggaran

Pada level nasional, Taruna menjelaskan keterlibatan BPOM dalam pengawasan kualitas dan keamanan pangan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG), salah satu program unggulan pemerintahan saat ini. Ia menyebut, meski dihadapkan pada keterbatasan anggaran dan koordinasi lintas kementerian, BPOM terus berinovasi melalui reformasi internal.

“Melalui reformasi internal dan komitmen terhadap efisiensi, BPOM berupaya memastikan program-program pemerintah berjalan baik dan memberi dampak nyata bagi masyarakat,” tegas Taruna.

Ia menambahkan bahwa pengawasan tidak hanya terbatas pada distribusi makanan, tetapi juga melibatkan pengujian kualitas dan standar keamanan pangan yang dikonsumsi jutaan pelajar setiap hari.

Regional: Akses Obat dan Kolaborasi ASEAN

Di tingkat regional, Taruna menyoroti perbedaan harga obat antara Indonesia dan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Merujuk pada arahan Presiden RI, BPOM kini menjalankan inisiatif untuk menekan harga obat agar lebih terjangkau masyarakat luas.

Selain itu, BPOM turut mendorong penguatan kerja sama antarnegara ASEAN, terutama dalam hal joint surveillance, pooled procurement, serta pengawasan lintas batas terhadap peredaran obat dan kosmetik ilegal.

“Kerja sama lintas negara sangat penting untuk memperkuat sistem pengawasan dan menjamin kualitas produk kesehatan di kawasan ini. Kami ingin ASEAN membangun sistem pengawasan kolektif yang efektif,” ujar Taruna.

Langkah ini menjadi penting karena kawasan Asia Tenggara kerap menjadi target distribusi produk kesehatan ilegal yang sulit dideteksi tanpa kerja sama regional yang kuat.

Internasional: Menuju Pengakuan WHO dan Kemandirian Riset

Taruna juga memaparkan ambisi BPOM untuk mendapatkan pengakuan internasional dari WHO sebagai Stringent Regulatory Authority (SRA) dan WHO-Listed Authority (WLA). Pencapaian ini akan membuka jalan bagi Indonesia untuk berperan lebih besar dalam perdagangan global, khususnya di sektor farmasi dan vaksin.

“BPOM terus memperkuat kapasitasnya agar dapat berkontribusi lebih besar dalam ekosistem riset global. Kami juga berkomitmen mendukung inovasi melalui kolaborasi antara akademisi, pelaku industri, dan pemerintah,” kata Taruna.

Ia menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat produksi farmasi dan vaksin di Asia Tenggara, asalkan mampu membangun sistem regulasi yang kredibel dan diakui dunia.

Harapan untuk Mahasiswa Diaspora: Kontribusi untuk Indonesia

Taruna turut menyampaikan harapannya agar para mahasiswa Indonesia di luar negeri, termasuk di Harvard, dapat kembali ke tanah air dengan membawa ilmu dan pengalaman untuk memajukan sektor kesehatan nasional. Ia menyambut baik berbagai masukan dan kritik yang disampaikan para mahasiswa selama diskusi berlangsung.

“Pemerintah sangat terbuka terhadap kritik dan masukan yang konstruktif. Mahasiswa adalah bagian dari agen perubahan, dan kami ingin mereka menjadi bagian dari solusi,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Harvard Indonesian Student Association (HISA), Nadia Putri, menyampaikan apresiasi atas kesempatan berharga yang diberikan kepada mahasiswa Indonesia di Harvard untuk berdiskusi langsung dengan pemimpin institusi penting seperti BPOM.

“Kami sangat berterima kasih atas ilmu dan waktu yang diberikan oleh Bapak Taruna Ikrar. Ini memberi kami pemahaman baru mengenai peran BPOM dan strategi pemerintah dalam sektor kesehatan. Diskusi ini sangat berharga,” tutur Nadia.

Terkini