Harga Sembako di Jawa Timur 2 Mei 2025: Cabai dan Bawang Merah Alami Penurunan, Harga Pokok Lainnya Stabil

Jumat, 02 Mei 2025 | 12:43:54 WIB
Harga Sembako di Jawa Timur 2 Mei 2025: Cabai dan Bawang Merah Alami Penurunan, Harga Pokok Lainnya Stabil

JAKARTA - Harga sejumlah kebutuhan pokok di wilayah Jawa Timur kembali mengalami fluktuasi pada Jumat, 2 Mei 2025. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo), terjadi penurunan harga pada beberapa komoditas penting, khususnya cabai dan bawang merah. Sementara harga bahan pokok lainnya relatif stabil dan tidak mengalami perubahan signifikan.

Dalam pantauan hingga pukul 11.38 WIB, harga cabai merah keriting, cabai rawit merah, dan bawang merah tercatat mengalami penurunan dibanding hari sebelumnya. Ini menjadi kabar baik bagi masyarakat, khususnya ibu rumah tangga dan pelaku usaha kuliner, yang bergantung pada stabilitas harga kebutuhan dapur.

Penurunan Harga Bahan Pokok

Harga cabai merah keriting turun sebesar Rp 680 atau 1,89 persen menjadi Rp 35.295 per kilogram. Penurunan yang lebih signifikan terjadi pada cabai rawit merah yang menyusut Rp 1.354 atau 3,82 persen, kini berada di harga Rp 34.079 per kilogram. Bawang merah pun ikut turun, meski tidak sebesar cabai, yakni sebesar Rp 532 atau 1,40 persen menjadi Rp 37.432 per kilogram.

Bawang putih, di sisi lain, tercatat stabil di harga Rp 37.692 per kilogram. Sementara cabai merah besar juga tidak mengalami perubahan, tetap di angka Rp 30.704 per kilogram.

Harga Sembako Lain Masih Bertahan

Selain penurunan pada komoditas cabai dan bawang, harga sembilan bahan pokok lainnya tidak mengalami perubahan mencolok. Harga beras premium masih berada di angka Rp 14.498 per kilogram, sedangkan beras medium dijual Rp 12.462 per kilogram.

Gula kristal putih tetap di harga Rp 17.253 per kilogram. Minyak goreng, baik curah maupun kemasan, juga menunjukkan stabilitas. Minyak goreng curah dihargai Rp 18.789 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 17.298 per liter, dan Minyakita dijual Rp 16.613 per liter. Sedangkan minyak goreng kemasan premium masih bertahan di harga Rp 19.974 per liter.

Produk hewani juga relatif stabil. Daging sapi paha belakang dijual dengan harga Rp 118.702 per kilogram, daging ayam ras Rp 30.309 per kilogram, dan daging ayam kampung mencapai Rp 67.831 per kilogram. Telur ayam ras berada di harga Rp 26.182 per kilogram, sementara telur ayam kampung lebih mahal yakni Rp 46.545 per kilogram.

Produk susu tidak menunjukkan pergerakan harga. Susu kental manis merek Bendera dibanderol Rp 12.466 per 370 gram, dan merek Indomilk Rp 12.370 per 370 gram. Susu bubuk Bendera seharga Rp 41.775 per 400 gram, sedangkan Indomilk Rp 40.243.

Untuk garam, harga garam bata tetap di Rp 1.603, dan garam halus Rp 9.368 per kilogram. Gas elpiji tercatat masih dijual Rp 19.566.

Faktor Penyebab Perubahan Harga

Menurut pengamatan dari sejumlah pakar ekonomi dan agribisnis, fluktuasi harga sembako seperti yang terjadi saat ini disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari faktor cuaca hingga mekanisme pasar.

Dalam keterangannya, pakar ekonomi pertanian dari Universitas Brawijaya, Dr. Hendra Setyawan, menjelaskan bahwa perubahan harga sembako merupakan fenomena yang wajar, namun tetap harus diawasi agar tidak berdampak negatif pada daya beli masyarakat.

"Naik turunnya harga cabai dan bawang disebabkan oleh faktor musiman serta distribusi. Ketika cuaca mendukung dan pasokan lancar, harga cenderung turun. Namun bila sebaliknya, harga bisa melonjak," ujar Hendra.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Nur Kholis. Ia menegaskan bahwa pihaknya terus memantau dinamika harga melalui sistem Siskaperbapo agar pemerintah bisa cepat mengambil langkah stabilisasi jika diperlukan.

"Kami secara aktif memantau perkembangan harga di pasar-pasar tradisional, terutama menjelang hari besar keagamaan dan musim panen atau paceklik. Tujuannya untuk menjaga stabilitas dan mencegah gejolak harga," kata Nur Kholis.

Dampak Bagi Konsumen

Bagi masyarakat umum, terutama yang berada dalam kelompok berpenghasilan menengah ke bawah, fluktuasi harga sembako dapat memberikan dampak langsung terhadap pengeluaran rumah tangga. Terlebih lagi, bahan pokok seperti cabai, bawang, dan beras merupakan komponen utama dalam konsumsi harian.

Salah satu pedagang sayur di Pasar Wonokromo, Siti Aminah, mengungkapkan bahwa harga cabai yang sempat tinggi beberapa waktu lalu sempat menurunkan minat beli konsumen. "Kalau cabai mahal, biasanya orang beli sedikit atau bahkan tidak beli. Sekarang sudah turun, Alhamdulillah pembeli mulai banyak lagi," ungkapnya.

Peran Pemerintah dan Kebijakan Pengendalian Harga

Pemerintah daerah melalui Disperindag dan instansi terkait lainnya diharapkan terus aktif melakukan operasi pasar dan distribusi pasokan bahan pokok dari pusat-pusat produksi ke wilayah yang kekurangan. Langkah ini penting untuk menekan disparitas harga dan menghindari aksi spekulatif di pasar.

Selain itu, regulasi terkait kebijakan impor, pemberian subsidi bagi petani, serta pemantauan rantai distribusi menjadi krusial dalam menjaga stabilitas harga sembako di pasar.

Harga sembako yang cenderung fluktuatif setiap hari menjadi cerminan dinamika ekonomi dan sosial di tengah masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk terus bersinergi menjaga kelancaran distribusi dan kestabilan harga. Masyarakat diimbau untuk senantiasa memantau perkembangan harga melalui sumber resmi agar dapat mengatur anggaran belanja rumah tangga secara lebih bijak.

Dengan harga cabai dan bawang merah yang kini mulai turun di Jawa Timur, diharapkan beban pengeluaran masyarakat bisa sedikit berkurang. Namun, kestabilan harga bahan pokok lainnya juga tetap perlu dijaga agar tidak menimbulkan gejolak di kemudian hari.

Terkini