Tiga Maskapai Layani Penerbangan Haji 2025, Pemerintah Siapkan 14 Bandara Embarkasi

Jumat, 02 Mei 2025 | 13:23:21 WIB
Tiga Maskapai Layani Penerbangan Haji 2025, Pemerintah Siapkan 14 Bandara Embarkasi

JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan telah resmi memulai pemberangkatan jemaah haji tahun 2025 pada Kamis, 1 Mei 2025. Kloter pertama diberangkatkan dari Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pondok Gede sebagai tanda dimulainya musim haji bagi jemaah asal Indonesia. Tahun ini, sebanyak tiga maskapai penerbangan mendapat penugasan resmi untuk melayani keberangkatan dan kepulangan jemaah ke Arab Saudi, yaitu Garuda Indonesia, Lion Air, dan Saudi Airlines.

Kementerian Perhubungan menyatakan bahwa seluruh aspek pendukung transportasi udara telah disiapkan dengan cermat untuk menjamin kelancaran ibadah haji. Sebanyak 221.000 jemaah Indonesia akan diberangkatkan ke Tanah Suci dalam dua gelombang. Dari total tersebut, 203.320 merupakan jemaah haji reguler, sementara 17.680 lainnya adalah jemaah haji khusus. Seluruh jemaah akan terbagi ke dalam 528 kelompok terbang (kloter) yang dijadwalkan berangkat dan kembali melalui 14 bandara embarkasi di berbagai daerah di Indonesia.

Garuda Indonesia, maskapai nasional, menyiapkan 13 armada pesawat yang akan mengangkut jemaah dari beberapa embarkasi utama, yaitu Aceh, Medan, Solo, Balikpapan, Makassar, Lombok, serta sebagian dari Jakarta Pondok Gede. Untuk musim haji tahun ini, Garuda Indonesia dijadwalkan mengangkut sebanyak 104.172 jemaah dan petugas haji yang tergabung dalam 287 kloter. Pengalaman panjang Garuda dalam melayani jemaah haji menjadi dasar penunjukan ini.

Lion Air, sebagai maskapai swasta nasional, berperan penting dalam mendukung transportasi jemaah dari Embarkasi Padang dan Banjarmasin. Maskapai ini mengoperasikan enam unit armada untuk mengangkut sekitar 11.762 jemaah dan petugas haji. Keterlibatan Lion Air dalam pelayanan haji menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan efisiensi logistik dan distribusi penerbangan dari wilayah Indonesia bagian barat dan tengah.

Sementara itu, Saudi Airlines, maskapai asal Arab Saudi, mengalokasikan 16 armada pesawat untuk melayani penerbangan dari sejumlah embarkasi seperti Batam, Palembang, Jakarta-Bekasi, Kertajati, Surabaya, dan sebagian Jakarta Pondok Gede. Jumlah jemaah dan petugas yang diangkut oleh Saudi Airlines mencapai 102.182 orang. Kehadiran maskapai ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas penerbangan serta memperkuat kerja sama bilateral di sektor transportasi udara antara Indonesia dan Arab Saudi.

Pemerintah juga menyiapkan 14 bandara embarkasi dan debarkasi yang tersebar di berbagai wilayah. Kesiapan ini tidak hanya mencakup aspek operasional bandara, tetapi juga meliputi pelayanan keimigrasian, kesehatan, logistik, dan keamanan. Seluruh bandara embarkasi telah melakukan evaluasi kesiapan menjelang pemberangkatan kloter demi memastikan tidak ada hambatan dalam proses penerbangan.

Jadwal penerbangan jemaah haji dibagi menjadi dua gelombang keberangkatan dan dua gelombang kepulangan. Gelombang pertama keberangkatan dijadwalkan berlangsung dari tanggal 2 hingga 16 Mei 2025, dengan tujuan kota Madinah. Gelombang kedua akan berlangsung dari 17 hingga 31 Mei 2025 dengan tujuan Jeddah. Sementara itu, kepulangan gelombang pertama akan dilakukan dari Jeddah antara tanggal 11 hingga 25 Juni 2025, dan kepulangan gelombang kedua dari Madinah antara 26 Juni hingga 10 Juli 2025.

Seluruh proses pengangkutan jemaah dari embarkasi ke Arab Saudi dilakukan secara terjadwal dan terintegrasi dengan sistem digital yang digunakan oleh Kementerian Agama dan Kementerian Perhubungan. Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi juga telah melakukan koordinasi untuk menjamin kesiapan penerimaan jemaah di bandar udara tujuan di Tanah Suci. Petugas haji juga telah diberangkatkan terlebih dahulu guna menyiapkan pelayanan bagi para jemaah, baik dari sisi akomodasi, transportasi lokal, hingga kesehatan.

Dalam rangka mendukung kebutuhan jemaah selama di Arab Saudi, pemerintah Indonesia melalui Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) juga mengirimkan 475 ton bumbu Nusantara. Pengiriman logistik ini bertujuan agar jemaah tetap dapat menikmati makanan dengan cita rasa khas Indonesia selama melaksanakan ibadah. Kegiatan ini menjadi bagian dari pendekatan pelayanan yang lebih humanis terhadap jemaah, terutama lansia dan jemaah dengan kebutuhan khusus.

Selain dukungan logistik, aspek keuangan dan layanan perbankan juga diperkuat melalui kehadiran Bank Syariah Indonesia (BSI) yang kini telah mendapat izin resmi untuk membuka cabang di Arab Saudi. Dengan adanya layanan ini, jemaah diharapkan dapat lebih mudah melakukan transaksi keuangan, baik untuk kebutuhan pribadi maupun kebutuhan kelompok selama berada di Tanah Suci.

Pemerintah juga mendorong pemanfaatan teknologi digital untuk mempercepat proses pelayanan, mulai dari pendaftaran haji, validasi biometrik, pelacakan jemaah, hingga sistem pelaporan online. Digitalisasi ini dinilai mampu meningkatkan efisiensi serta mengurangi potensi kesalahan administratif dalam proses haji.

Seluruh proses pelaksanaan ibadah haji tahun ini dijalankan dalam koordinasi lintas kementerian dan lembaga. Kementerian Agama berperan sebagai penyelenggara utama, sementara Kementerian Perhubungan bertanggung jawab atas aspek transportasi, serta kementerian dan lembaga lain seperti Kementerian Kesehatan, TNI/Polri, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang turut mendukung aspek keamanan dan pelayanan medis.

Pelaksanaan haji tahun ini juga menjadi ujian bagi Indonesia dalam mengelola mobilitas massa berskala besar pasca-pandemi. Pemerintah berharap dengan kolaborasi berbagai pihak, seluruh jemaah dapat melaksanakan ibadah haji dengan aman, tertib, dan khusyuk.

Dengan dukungan tiga maskapai penerbangan, kesiapan bandara embarkasi, layanan logistik dan perbankan, serta sistem digital yang telah terintegrasi, pelaksanaan haji 2025 ditargetkan dapat berjalan lancar dan menjadi yang terbaik sepanjang sejarah pelaksanaan haji Indonesia.

Terkini