Bank Indonesia Perkuat Sinergi Pengendalian Inflasi di Bangka Belitung untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan

Senin, 05 Mei 2025 | 08:51:54 WIB
Bank Indonesia Perkuat Sinergi Pengendalian Inflasi di Bangka Belitung untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus mengoptimalkan upaya pengendalian inflasi di daerah ini dengan memperkuat sinergi bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) serta berbagai mitra strategis lainnya. Langkah ini bertujuan untuk menjaga stabilitas harga dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif serta berkelanjutan di Provinsi Bangka Belitung.

Penurunan Inflasi Bulanan: Tanda Positif dari Upaya Bersama

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rommy S. Tamawiwy, mengungkapkan bahwa upaya koordinasi yang telah dijalankan terbukti berhasil menurunkan tekanan inflasi bulanan di wilayah tersebut. Inflasi bulan April 2025 tercatat sebesar 0,77 persen (month-to-month atau mtm), jauh lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang mencapai 1,83 persen (mtm). Angka inflasi di bulan April ini juga lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional yang tercatat sebesar 1,17 persen (mtm).

"Tekanan inflasi di April sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga sayuran dan ikan segar yang terjadi akibat terbatasnya pasokan lokal, cuaca ekstrem, serta tingginya permintaan pasca-Idulfitri," ujar Rommy dalam keterangannya.

Meski mencatatkan penurunan yang signifikan, Rommy tetap menekankan perlunya kewaspadaan terhadap berbagai faktor risiko yang dapat memengaruhi inflasi di masa mendatang. Oleh karena itu, Bank Indonesia berkomitmen untuk menjaga inflasi sepanjang tahun 2025 tetap berada dalam kisaran sasaran nasional sebesar 2,5±1 persen, serta memperkuat pelaksanaan langkah-langkah strategis untuk mencapai tujuan tersebut.

Tiga Langkah Strategis Pengendalian Inflasi

Rommy menjelaskan bahwa untuk mencapai sasaran inflasi yang telah ditetapkan, Bank Indonesia akan memperkuat pelaksanaan tiga langkah strategis utama. Tiga langkah ini meliputi menjaga inflasi inti, menstabilkan harga bergejolak dalam kisaran 3,0–5,0 persen, serta memperkuat koordinasi antara pusat dan daerah melalui Peta Jalan Pengendalian Inflasi 2025–2027.

Selain itu, Bank Indonesia juga terus mendorong implementasi kebijakan yang dikenal dengan istilah 4K, yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif. Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga stabilitas harga, meredam gejolak inflasi, serta memastikan pasokan pangan yang cukup di pasar.

Pengawasan Pasar dan Operasi Pasar: Langkah Nyata Bank Indonesia

Rommy menambahkan bahwa untuk menjaga keterjangkauan harga, Bank Indonesia bersama dengan pemerintah daerah telah melaksanakan serangkaian inspeksi mendadak (sidak) pasar. Sejak Januari hingga April 2025, sebanyak 23 kali sidak pasar telah digelar di berbagai wilayah Bangka Belitung. Tujuan dari sidak ini adalah untuk memastikan kestabilan harga bahan pokok serta meredakan kekhawatiran masyarakat terkait lonjakan harga.

"Melalui sidak pasar, kami memastikan bahwa harga bahan pokok tetap terjangkau dan stabil, serta meredam potensi lonjakan harga yang bisa membebani masyarakat," jelas Rommy.

Selain itu, Bank Indonesia juga berperan aktif dalam menjamin ketersediaan pasokan dengan mendukung pelaksanaan operasi pasar. Sepanjang periode Januari hingga April 2025, BI tercatat telah mendukung pelaksanaan 64 kali operasi pasar yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan provinsi serta pemerintah kabupaten/kota. Operasi pasar ini bertujuan untuk memfasilitasi distribusi pangan sehingga harga bahan pokok di pasar murah bisa lebih terjangkau.

Gerakan Pangan Murah dan Distribusi Pangan Lancar

Bank Indonesia juga turut aktif dalam penyelenggaraan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang telah digelar sebanyak 13 kali di berbagai wilayah Bangka Belitung. Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan distribusi pangan yang lancar dan harga yang terjangkau bagi masyarakat. Selain itu, Bank Indonesia juga memastikan bahwa distribusi logistik pangan berjalan dengan efisien, agar pasokan pangan tetap stabil dan harga di pasar terjaga.

"Salah satu bentuk nyata dari upaya pengendalian inflasi adalah pengiriman 17,5 ton daging sapi beku dari Jakarta ke Belitung Timur. Ini merupakan hasil kerja sama antara Koperasi Pengendali Inflasi Daerah dan Perum Bulog Cabang Belitung," terang Rommy.

Koordinasi dan Komunikasi Publik yang Efektif

Tak hanya dari sisi distribusi pangan dan pasar, Rommy juga menekankan pentingnya komunikasi publik yang efektif dalam mengelola ekspektasi masyarakat terkait inflasi. Sebagai bagian dari upaya ini, sepanjang Januari hingga April 2025, telah digelar sebanyak delapan kali High Level Meeting (HLM) TPID yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di seluruh wilayah Bangka Belitung. Dalam setiap pertemuan tersebut, komunikasi publik juga dilakukan melalui berbagai media, seperti media cetak, radio, serta baliho pemerintah untuk memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat.

Tantangan Inflasi di Masa Depan dan Kolaborasi Lintas Sektor

Meski angka inflasi menunjukkan tren penurunan yang positif, Rommy mengingatkan bahwa tantangan pengendalian inflasi ke depan masih cukup besar. Menurutnya, keberhasilan dalam menjaga kestabilan harga memerlukan kolaborasi yang erat antara berbagai pihak, baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha, maupun masyarakat.

"Sinergi antara TPID, pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat sangat mutlak diperlukan. Dengan kerja sama yang solid, kami optimistis Bangka Belitung dapat mencapai inflasi yang rendah dan stabil, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," kata Rommy menutup penjelasannya.

Masa Depan Ekonomi Bangka Belitung yang Stabil

Dengan berbagai langkah strategis yang telah diambil oleh Bank Indonesia bersama TPID dan berbagai pihak terkait, diharapkan pengendalian inflasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat terus terjaga. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi stabilitas harga, tetapi juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Bank Indonesia tetap berkomitmen untuk menjaga inflasi pada tingkat yang terkendali, sekaligus memastikan ketersediaan pasokan pangan dan kelancaran distribusi untuk kesejahteraan masyarakat di Bangka Belitung.

Dengan adanya sinergi yang kuat, ke depannya Bangka Belitung diharapkan dapat menjadi contoh daerah dengan inflasi yang rendah dan stabil, serta pertumbuhan ekonomi yang terus berkembang seiring dengan upaya-upaya pengendalian inflasi yang berkelanjutan.

Terkini