Stabilitas Harga Sembako di Jawa Timur: Cabai Rawit Turun, Daging Sapi Terkendali pada 5 Mei 2025

Senin, 05 Mei 2025 | 11:40:37 WIB
Stabilitas Harga Sembako di Jawa Timur: Cabai Rawit Turun, Daging Sapi Terkendali pada 5 Mei 2025

JAKARTA - Perubahan harga sembako atau sembilan bahan pokok di Jawa Timur terus terjadi seiring berjalannya waktu, seperti yang terlihat pada hari ini. Beberapa bahan pokok mengalami penurunan harga, sementara yang lain justru mengalami kenaikan. Di antaranya, harga cabai rawit dan cabai merah besar yang turun signifikan, sedangkan harga daging sapi mengalami kenaikan. Hal ini menjadi perhatian banyak pihak, karena perubahan harga sembako langsung berpengaruh pada pengeluaran harian masyarakat.

Dari data yang dihimpun melalui sistem informasi ketersediaan dan perkembangan harga bahan pokok (Siskaperbapo) di Jawa Timur, harga beberapa jenis sembako mengalami fluktuasi yang cukup signifikan pada hari ini, 5 Mei 2025. Perubahan harga sembako ini penting untuk diketahui, mengingat kebutuhan harian yang bergantung pada stabilitas harga bahan pokok. Berikut ini adalah rincian harga sembako yang berlaku hari ini, lengkap dengan analisis faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Daftar Harga Sembako Terbaru di Jawa Timur (5 Mei 2025)

Harga sembako hari ini menunjukkan berbagai variasi yang menarik untuk dicermati. Berikut adalah daftar harga sembako terbaru yang dirangkum pada pukul 09.51 WIB:

Beras Premium: Rp 14.531/kg

Beras Medium: Rp 12.457/kg

Gula Kristal Putih: Rp 17.291/kg

Minyak Goreng Curah: Rp 18.888/kg

Minyak Goreng Kemasan Premium: Rp 19.949/liter

Minyak Goreng Kemasan Sederhana: Rp 17.406/liter

Minyak Goreng Minyakita: Rp 16.608/liter

Daging Sapi Paha Belakang: Rp 119.190/kg (Naik)

Daging Ayam Ras: Rp 30.433/kg

Daging Ayam Kampung: Rp 67.562/kg

Telur Ayam Ras: Rp 26.209/kg

Telur Ayam Kampung: Rp 45.570/kg (Turun)

Susu Kental Manis (Bendera): Rp 12.418/370 gr

Susu Kental Manis (Indomilk): Rp 12.393/370 gr

Susu Bubuk (Bendera): Rp 42.041/400 gr/dos

Susu Bubuk (Indomilk): Rp 40.455/400 gr/dos

Garam Bata: Rp 1.421

Garam Halus: Rp 9.417/kg

Cabai Merah Keriting: Rp 34.883/kg

Cabai Merah Besar: Rp 29.495/kg

Cabai Rawit Merah: Rp 31.981/kg (Turun)

Bawang Merah: Rp 37.361/kg

Bawang Putih: Rp 37.398/kg

Gas Elpiji: Rp 19.659

Fluktuasi Harga: Cabai Rawit Turun, Daging Sapi Naik

Berdasarkan data yang tercatat, terjadi beberapa perubahan harga yang signifikan pada bahan pokok di Jawa Timur pada hari ini. Di antara yang menonjol adalah penurunan harga cabai rawit merah, yang turun sebesar Rp 1.071 atau sekitar 3,24 persen, serta penurunan harga cabai merah besar yang turun sebesar Rp 636 atau sekitar 2,11 persen. Penurunan ini jelas berpengaruh bagi masyarakat yang sering mengonsumsi cabai sebagai bahan masakan sehari-hari.

Di sisi lain, daging sapi mengalami kenaikan harga sebesar Rp 504 atau sekitar 0,42 persen, menjadi Rp 119.190 per kilogram. Meskipun kenaikannya terbilang kecil, bagi beberapa rumah tangga yang mengandalkan daging sapi untuk konsumsi, hal ini tetap berpengaruh terhadap anggaran belanja mereka.

"Cabai rawit turun cukup banyak, yang biasanya harganya tinggi sekarang lebih terjangkau. Namun, saya melihat harga daging sapi sedikit meningkat, walaupun tidak signifikan. Saya tetap berharap harga daging bisa stabil karena sering jadi bahan utama dalam masakan," kata Siti, seorang ibu rumah tangga di Surabaya yang biasa membeli sembako di pasar tradisional.

Faktor Penyebab Perubahan Harga Sembako

Perubahan harga sembako tidak hanya dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran di pasar. Beberapa faktor eksternal juga dapat mempengaruhi harga bahan pokok. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga sembako di Jawa Timur:

1. Cuaca dan Musim Tanam

Cuaca ekstrem, seperti hujan deras atau kekeringan, seringkali mempengaruhi produksi hasil pertanian, termasuk cabai. Jika produksi cabai terganggu akibat cuaca buruk, pasokan berkurang dan harga cenderung meningkat. Sebaliknya, ketika cuaca mendukung dan hasil panen melimpah, harga cabai bisa turun.

“Cabai rawit turun harganya karena pasokan dari petani meningkat. Musim panen yang baik membuat stok cabai lebih banyak di pasar, sehingga harga bisa turun,” jelas Wawan, seorang pedagang cabai di Pasar Turi Surabaya.

2. Kebijakan Pemerintah dan Subsidi

Kebijakan pemerintah dalam hal impor atau subsidi juga mempengaruhi harga sembako. Misalnya, kebijakan yang membatasi impor atau menaikkan pajak dapat membuat harga bahan pokok impor, seperti bawang putih, menjadi lebih mahal. Sebaliknya, jika pemerintah mengeluarkan subsidi atau kebijakan untuk menstabilkan harga, harga sembako bisa lebih terjangkau.

3. Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang

Fluktuasi nilai tukar mata uang juga dapat memengaruhi harga sembako, terutama yang bergantung pada impor. Jika mata uang rupiah melemah terhadap dolar AS, maka harga barang impor bisa meningkat. Ini berpengaruh pada harga bahan baku dan barang setengah jadi yang digunakan untuk memproduksi sembako.

4. Biaya Produksi dan Transportasi

Kenaikan harga bahan bakar atau upah pekerja dapat meningkatkan biaya produksi dan distribusi. Hal ini akhirnya memengaruhi harga barang yang sampai ke konsumen. Misalnya, biaya pengiriman barang dari petani ke pasar bisa naik, yang pada gilirannya meningkatkan harga jual sembako.

Harga Sembako yang Berbeda di Setiap Pasar

Perlu dicatat bahwa harga sembako di setiap daerah atau pasar bisa berbeda, meskipun berada di dalam satu provinsi yang sama. Ini dikarenakan berbagai faktor lokal, seperti biaya transportasi, kondisi pasar setempat, dan perbedaan antara pasar modern dan pasar tradisional.

Menghadapi Fluktuasi Harga dengan Cermat

Fluktuasi harga sembako adalah hal yang wajar terjadi setiap harinya, tetapi penting bagi masyarakat untuk selalu mengikuti perkembangan harga ini agar dapat mengatur pengeluaran rumah tangga dengan bijak. Dalam hal ini, pemerintah daerah juga perlu memberikan perhatian terhadap stabilitas harga bahan pokok agar tidak merugikan masyarakat, terutama yang bergantung pada sembako untuk kebutuhan sehari-hari.

“Sebagai konsumen, kami berharap ada pengawasan yang ketat terhadap harga sembako di pasar, agar tidak ada manipulasi harga yang merugikan masyarakat,” ujar Bambang, seorang konsumen yang biasa berbelanja di pasar tradisional.

Dengan memantau harga sembako secara rutin, masyarakat dapat membuat keputusan belanja yang lebih efisien dan menghindari pembelian bahan pokok dengan harga yang tidak wajar.

Terkini