Lima Kebiasaan Perawatan Diri yang Wajib Diterapkan Ibu Baru demi Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental

Rabu, 07 Mei 2025 | 10:30:42 WIB
Lima Kebiasaan Perawatan Diri yang Wajib Diterapkan Ibu Baru demi Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental

JAKARTA - Perjalanan menjadi seorang ibu baru bukanlah hal yang mudah. Banyak perempuan yang setelah melahirkan kerap mengesampingkan kebutuhan pribadi mereka demi fokus mengurus buah hati. Padahal, kesehatan fisik dan mental ibu sama pentingnya dengan kesehatan sang anak. Menyadari hal ini, para pakar kesehatan mental terus mendorong penerapan kebiasaan sederhana yang bisa menjaga keseimbangan hidup bagi para ibu baru.

Terapis seni ekspresif bersertifikat sekaligus pendiri Tula Journey, Gunjan Adya, mengungkapkan pentingnya rutinitas perawatan diri bagi ibu yang baru melahirkan. Ia menjelaskan bahwa terdapat lima kebiasaan yang jika diterapkan secara konsisten dapat membantu ibu baru tetap sehat, baik secara fisik maupun emosional. “Menjadi seorang ibu baru itu sangat melelahkan, baik secara fisik maupun mental. Maka penting untuk memiliki rutinitas yang bisa menjaga ibu tetap terhubung dengan dirinya sendiri sambil tetap menjadi pengasuh yang baik bagi anak,” ujar Gunjan Adya.

Berikut adalah lima kebiasaan perawatan diri yang direkomendasikan oleh Gunjan Adya untuk ibu baru:

1. Jangan Terlalu Keras pada Diri Sendiri

Banyak ibu baru merasa tertekan untuk menjadi sempurna dalam segala hal, dari menyusui, mengganti popok, hingga memastikan tumbuh kembang anak berjalan optimal. Namun tekanan tersebut justru dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental mereka.

Menurut Gunjan Adya, penting bagi ibu untuk memberikan ruang bagi diri mereka sendiri agar tidak merasa bersalah ketika segala sesuatu tidak berjalan sesuai harapan. “Yakinlah bahwa ibu selalu melakukan yang terbaik untuk anak-anaknya. Jangan terus-menerus mempertanyakan apakah Anda sudah menjadi ibu yang baik. Memberikan cinta dan perhatian saja sudah luar biasa,” jelas Gunjan.

2. Jangan Membandingkan Pola Asuh dengan Orang Lain

Di era media sosial, mudah sekali bagi ibu baru membandingkan gaya pengasuhan mereka dengan orang lain. Namun, Gunjan mengingatkan bahwa setiap hubungan ibu dan anak adalah unik dan tidak bisa disamakan. “Naluri seorang ibu adalah alat terkuat yang dimiliki. Percayalah pada intuisi sendiri saat merawat anak. Jangan merasa rendah diri hanya karena melihat gaya pengasuhan orang lain tampak lebih sempurna,” tegasnya.

Menghormati perbedaan dalam pola pengasuhan merupakan langkah penting untuk membangun kepercayaan diri sebagai seorang ibu.

3. Menulis Jurnal Secara Rutin

Menulis jurnal ternyata bisa menjadi alat terapi yang efektif. Aktivitas ini membantu ibu baru memahami dan mengurai berbagai emosi yang muncul pasca melahirkan, seperti kecemasan, stres, hingga rasa lelah berlebihan.

Gunjan menjelaskan bahwa menulis jurnal bukan sekadar menuangkan perasaan di atas kertas, tetapi juga cara untuk memperjelas pikiran dan menjaga kestabilan emosional. “Menulis jurnal membantu mengungkap teka-teki pikiran yang seringkali berantakan. Ini bukan tentang menilai diri sendiri, melainkan mengenali perasaan dan mengelolanya dengan sehat,” katanya.

4. Jangan Ragu Meminta Dukungan

Banyak perempuan merasa harus bisa melakukan semuanya sendiri. Padahal, menjadi ibu bukanlah peran yang harus dijalani sendirian. Dukungan dari pasangan, keluarga, atau lingkungan sekitar sangat dibutuhkan dalam proses pengasuhan anak. “Membangun sistem pendukung yang sehat adalah kunci. Jika ada ibu, sahabat, atau bahkan tetangga yang menawarkan bantuan, terimalah. Ini bukan tanda kelemahan, melainkan bagian dari merawat diri,” ungkap Gunjan Adya.

Meminta bantuan justru menunjukkan bahwa seorang ibu mampu mengenali batas dirinya dan peduli terhadap kesehatan jangka panjangnya.

5. Manjakan Diri Secara Berkala

Proses pemulihan pasca melahirkan bisa berlangsung selama berbulan-bulan. Dalam masa ini, tubuh dan pikiran ibu membutuhkan waktu untuk pulih dari tekanan fisik dan emosi yang luar biasa.

Gunjan menyarankan agar ibu baru menyisihkan waktu khusus untuk memanjakan diri, seperti pijat ringan, tidur siang, atau sekadar bercengkerama dengan teman-teman dekat. “Istirahat, relaksasi, dan waktu untuk diri sendiri sangat penting. Bahkan hanya dengan tidur lebih lama atau tertawa bersama sahabat bisa membantu menyegarkan pikiran,” tuturnya.

Ia menambahkan, ketika seorang ibu merasa sehat dan bahagia, maka dampak positifnya akan dirasakan oleh seluruh anggota keluarga, terutama anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Menjaga Keseimbangan Hidup Ibu dan Anak

Kelima kebiasaan tersebut sejalan dengan pandangan para pakar kesehatan ibu dan anak yang menekankan pentingnya keseimbangan antara peran sebagai pengasuh dan sebagai individu. Masyarakat seringkali lupa bahwa ibu juga manusia biasa yang punya kebutuhan emosional dan mental yang tidak boleh diabaikan.

Laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa sekitar 10–20 persen ibu baru mengalami gangguan psikologis seperti depresi postpartum. Penyebabnya sangat beragam, mulai dari kelelahan fisik, tekanan sosial, hingga kurangnya dukungan emosional.

Karena itu, perawatan diri bukanlah sebuah kemewahan, melainkan kebutuhan utama yang mendukung proses pengasuhan yang sehat dan berkelanjutan. Dengan menerapkan kebiasaan ini, ibu bukan hanya mampu menjaga kesehatan dirinya sendiri, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih positif bagi tumbuh kembang anak.

Sebagaimana dikatakan oleh Gunjan Adya, “Ibu yang sehat secara mental dan fisik akan menciptakan rumah yang hangat, penuh cinta, dan stabil bagi anak-anak mereka.”

Terkini