JAKARTA - Harga sembako di Jawa Timur kembali mengalami fluktuasi pada Rabu, 7 Mei 2025. Komoditas seperti cabai rawit merah dan daging sapi tercatat mengalami kenaikan, sementara bawang merah dan daging ayam kampung justru mengalami penurunan harga. Sementara itu, mayoritas bahan pokok lainnya masih bertahan di harga yang relatif stabil.
Perubahan harga sembako harian menjadi perhatian penting masyarakat karena berdampak langsung pada pengeluaran rumah tangga. Informasi terkini mengenai harga sembako pun menjadi kebutuhan vital, khususnya bagi ibu rumah tangga, pedagang, dan pelaku usaha kecil menengah yang bergantung pada kestabilan harga kebutuhan pokok.
Kenaikan dan Penurunan Harga Komoditas
Berdasarkan pemantauan terbaru, cabai rawit merah mengalami kenaikan harga sebesar Rp472 atau sekitar 1,48 persen dibanding hari sebelumnya. Harga terbaru komoditas ini kini mencapai Rp32.415 per kilogram. Sementara itu, daging sapi paha belakang juga mengalami kenaikan sebesar Rp580, menjadikannya seharga Rp119.242 per kilogram.
Sebaliknya, harga bawang merah mengalami penurunan sebesar Rp166 atau sekitar 0,45 persen, sehingga kini berada di angka Rp36.415 per kilogram. Komoditas lain yang mengalami penurunan adalah daging ayam kampung, yang turun sebesar Rp985 menjadi Rp66.741 per kilogram.
Kenaikan dan penurunan harga ini tidak hanya berdampak pada konsumsi rumah tangga, tetapi juga turut memengaruhi perputaran ekonomi di tingkat pasar tradisional dan distribusi regional.
Harga Rata-Rata Sembako Lainnya di Jawa Timur
Selain perubahan pada komoditas utama tersebut, harga sejumlah bahan pokok lainnya di Jawa Timur pada 7 Mei 2025 terpantau sebagai berikut:
Beras premium: Rp14.374/kg
Beras medium: Rp12.457/kg
Gula kristal putih: Rp17.227/kg
Minyak goreng curah: Rp18.771/kg
Minyak goreng kemasan premium: Rp20.427/liter
Minyak goreng sederhana: Rp17.456/liter
Minyakita: Rp16.518/liter
Daging ayam ras: Rp30.065/kg
Telur ayam ras: Rp26.120/kg
Telur ayam kampung: Rp46.262/kg
Bawang putih: Rp37.458/kg
Cabai merah keriting: Rp34.990/kg
Cabai merah besar: Rp30.034/kg
Garam halus: Rp9.591/kg
Gas elpiji 3 kg: Rp19.750/tabung
Produk susu juga menjadi perhatian, dengan harga susu kental manis dan susu bubuk relatif stabil:
Susu kental manis Bendera: Rp12.474 (370 gr/kl)
Susu kental manis Indomilk: Rp12.315 (370 gr/kl)
Susu bubuk Bendera: Rp42.015 (400 gr/dos)
Susu bubuk Indomilk: Rp40.200 (400 gr/dos)
Faktor Penyebab Fluktuasi Harga
Perubahan harga sembako dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks dan saling terkait. Beberapa faktor utama yang sering memengaruhi fluktuasi harga bahan pokok di antaranya:
Permintaan dan Penawaran
Jika permintaan tinggi sementara pasokan terbatas, harga akan cenderung naik. Sebaliknya, jika pasokan melimpah namun permintaan rendah, harga biasanya turun.
Kondisi Cuaca dan Musim
Cuaca ekstrem, seperti hujan lebat atau kekeringan, dapat merusak hasil panen. Hal ini menyebabkan penurunan pasokan komoditas tertentu seperti cabai atau bawang, sehingga harga meningkat.
Biaya Produksi dan Transportasi
Kenaikan harga bahan bakar, pupuk, dan biaya distribusi akan berdampak pada harga akhir barang. Biaya logistik yang tinggi terutama di wilayah non-kota juga memicu disparitas harga antar daerah.
Kebijakan Pemerintah
Regulasi impor, pajak, atau subsidi tertentu dari pemerintah bisa mempercepat atau memperlambat penyesuaian harga. Misalnya, pembatasan impor bawang putih bisa menyebabkan kelangkaan pasokan dan kenaikan harga.
Nilai Tukar Mata Uang
Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpengaruh pada harga bahan pokok impor seperti kedelai atau bawang putih. Jika rupiah melemah, harga barang impor akan lebih mahal.
Gangguan Distribusi
Kemacetan, mogok transportasi, atau kendala logistik lainnya dapat menyebabkan keterlambatan pengiriman barang ke pasar, mengganggu ketersediaan, dan berdampak pada harga.
Inflasi dan Stabilitas Ekonomi
Tingkat inflasi nasional yang tinggi akan berimbas pada harga bahan pokok. Ketidakstabilan ekonomi juga membuat masyarakat lebih waspada dalam pengeluaran, yang pada akhirnya memengaruhi pola konsumsi.
Pentingnya Pemantauan dan Pengendalian Harga
Mengacu pada berbagai faktor yang menyebabkan perubahan harga sembako, penting bagi pemerintah dan pemangku kebijakan untuk terus melakukan pemantauan rutin. Penyesuaian harga yang tidak terkendali dapat menurunkan daya beli masyarakat dan berujung pada tekanan ekonomi, terutama pada kelompok ekonomi menengah ke bawah.
Kebijakan seperti operasi pasar, subsidi komoditas tertentu, dan pemantauan harga secara digital melalui sistem informasi ketersediaan bahan pokok dinilai efektif untuk menjaga keseimbangan pasar.
Stabilisasi harga juga menjadi tanggung jawab semua pihak, baik distributor, produsen, maupun pemerintah daerah. Upaya menjaga transparansi harga dan memperkuat jalur distribusi dari petani ke konsumen merupakan langkah penting agar masyarakat tidak terdampak secara berlebihan oleh gejolak harga pangan.
Harga di Tiap Wilayah Bisa Berbeda
Meskipun data di atas merupakan rata-rata harga sembako di Jawa Timur, perlu dicatat bahwa harga aktual bisa berbeda antar pasar dan wilayah. Pasar tradisional di kota besar seperti Surabaya cenderung memiliki harga yang berbeda dengan pasar di daerah pedesaan atau pegunungan.
Untuk itu, masyarakat disarankan memantau harga pasar lokal secara berkala agar dapat menyesuaikan rencana belanja dan kebutuhan konsumsi rumah tangga mereka dengan bijak.
Dengan fluktuasi harga sembako yang masih terus terjadi, edukasi masyarakat terhadap faktor penyebab perubahan harga dan strategi penghematan menjadi hal yang tidak kalah penting dalam menghadapi dinamika ekonomi saat ini.