JAKARTA - Xiaomi, salah satu produsen smartphone terkemuka asal Tiongkok, dikabarkan tengah mempersiapkan peluncuran versi terbaru dari sistem operasi mereka, HyperOS 3, yang dirancang tanpa dukungan Google Mobile Services (GMS). Langkah ini mencerminkan upaya Xiaomi untuk mengurangi ketergantungan pada ekosistem Google, terutama di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
HyperOS 3: Menuju Ekosistem Mandiri
Menurut laporan dari GizChina, Xiaomi sedang mengembangkan HyperOS 3 yang sepenuhnya bebas dari layanan Google. Sistem operasi ini dikembangkan dengan dukungan dari Huawei dan grup BBK, yang menaungi merek-merek seperti Oppo, Vivo, dan OnePlus. Kolaborasi ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem perangkat lunak yang mandiri dan tidak bergantung pada teknologi Amerika Serikat.
Langkah ini dianggap sebagai antisipasi terhadap kemungkinan diberlakukannya sanksi oleh pemerintah AS, seperti yang dialami oleh Huawei pada tahun 2019. Saat itu, Huawei kehilangan akses ke layanan Google dan merespons dengan mengembangkan HarmonyOS sebagai sistem operasi alternatif.
Dampak bagi Pengguna
Bagi pengguna Xiaomi, perubahan ini mungkin akan membawa beberapa konsekuensi. Perangkat yang sudah beredar kemungkinan besar akan tetap didukung oleh GMS. Namun, perangkat baru yang diluncurkan dengan HyperOS 3 tanpa Google mungkin tidak akan memiliki akses ke aplikasi dan layanan populer seperti YouTube, Gmail, dan Google Maps.
Sebagai gantinya, Xiaomi kemungkinan akan menawarkan alternatif buatan sendiri atau bekerja sama dengan penyedia layanan lain untuk mengisi kekosongan tersebut. Pengalaman pengguna mungkin akan berbeda, tergantung pada seberapa baik Xiaomi dapat mengintegrasikan layanan-layanan alternatif ini ke dalam ekosistem mereka.
Strategi Jangka Panjang Xiaomi
Langkah Xiaomi ini sejalan dengan strategi jangka panjang mereka untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi asing dan memperkuat posisi mereka di pasar domestik. Dengan mengembangkan sistem operasi sendiri, Xiaomi dapat memiliki kontrol lebih besar atas perangkat lunak mereka dan menyesuaikannya dengan kebutuhan pasar Tiongkok, di mana layanan Google sudah diblokir.
Selain itu, Xiaomi juga dilaporkan sedang mengembangkan chipset 3-nanometer mereka sendiri, yang menunjukkan ambisi mereka untuk menjadi lebih mandiri dalam hal perangkat keras dan perangkat lunak.
Tantangan dan Peluang
Meskipun langkah ini menunjukkan tekad Xiaomi untuk mandiri, mereka juga menghadapi tantangan besar. Membangun ekosistem aplikasi yang setara dengan Google Play Store bukanlah tugas yang mudah. Huawei, misalnya, masih berjuang untuk menarik pengembang aplikasi ke platform HarmonyOS mereka.
Namun, jika Xiaomi berhasil mengembangkan ekosistem yang kuat dan menarik, mereka dapat membuka peluang besar, terutama di pasar domestik yang besar dan berkembang pesat. Keberhasilan ini juga dapat menjadi contoh bagi produsen lain yang ingin mengurangi ketergantungan pada teknologi asing.
Xiaomi sedang mengambil langkah berani dengan mengembangkan HyperOS 3 tanpa dukungan Google. Langkah ini mencerminkan upaya mereka untuk mandiri secara teknologi dan mengurangi ketergantungan pada ekosistem asing. Meskipun menghadapi tantangan besar, keberhasilan strategi ini dapat memperkuat posisi Xiaomi di pasar domestik dan global.
Sebagai pengguna, penting untuk mengikuti perkembangan ini dan memahami bagaimana perubahan ini dapat memengaruhi pengalaman penggunaan perangkat Xiaomi di masa depan.