JAKARTA - Raksasa teknologi asal Tiongkok, Xiaomi, resmi mengumumkan target ambisius dalam industri kendaraan listrik (EV). Pendiri sekaligus CEO Xiaomi, Lei Jun, menyatakan bahwa perusahaan berkomitmen untuk menjual lebih dari 10 juta unit mobil listrik per tahun dalam beberapa tahun ke depan. Target ini bukan sekadar strategi ekspansi, melainkan bagian dari upaya Xiaomi untuk masuk ke dalam lima besar merek mobil listrik global yang akan mendominasi 80 persen pangsa pasar industri EV dunia.
“Ketika industri kendaraan listrik mencapai kematangan, hanya akan ada lima merek besar yang bertahan dan menguasai mayoritas pasar. Xiaomi ingin menjadi salah satunya. Untuk itu, kami menargetkan pengiriman lebih dari 10 juta unit mobil listrik setiap tahun,” ungkap Lei Jun dalam laporan keuangan Xiaomi Group kuartal ketiga tahun 2022, seperti dikutip media teknologi Tiongkok.
Masuk Industri Otomotif Sejak 2021
Perjalanan Xiaomi di sektor otomotif dimulai pada Maret 2021, ketika mereka mengumumkan pendirian Xiaomi Automobile. Langkah ini mengejutkan banyak pihak, mengingat Xiaomi selama ini dikenal sebagai produsen ponsel pintar dan perangkat elektronik konsumen. Investasi awal yang digelontorkan untuk proyek ini mencapai USD 1,39 miliar, yang mencerminkan keseriusan perusahaan untuk bersaing di pasar otomotif berbasis energi baru.
Peluncuran resmi Xiaomi Automobile dilakukan pada September 2021 di Tiongkok. Dalam momen tersebut, Lei Jun menyampaikan harapan besar agar produksi massal kendaraan pertama Xiaomi bisa dimulai pada semester pertama tahun 2024.
“Ini adalah langkah penting bagi Xiaomi. Kami percaya bahwa integrasi antara teknologi pintar dan kendaraan listrik adalah masa depan otomotif dunia. Kami akan menghadirkan produk yang kompetitif baik dari segi performa, teknologi, maupun harga,” kata Lei Jun saat itu.
Uji Jalan dan Munculnya Prototipe ‘MS11’
Pada Juli 2022, prototipe mobil listrik pertama Xiaomi mulai diuji di jalan. Berdasarkan foto-foto yang beredar di media sosial Tiongkok, prototipe tersebut merupakan sebuah sedan listrik dengan desain sporty, yang diyakini memiliki kode internal ‘MS11’. Prototipe ini terlihat keluar dari jalur produksi pada tanggal 28 September, menandai tonggak sejarah baru dalam pengembangan kendaraan listrik Xiaomi.
Yang menarik, dari sejumlah bocoran gambar yang beredar, terlihat pula truk pikap Rivian R1T berada di area Xiaomi Technology Park. Muncul spekulasi apakah Xiaomi tengah menjajaki kemungkinan kolaborasi dengan Rivian, produsen kendaraan listrik asal Amerika Serikat. Meskipun belum ada konfirmasi resmi, langkah semacam ini sangat mungkin terjadi, mengingat kompetisi di industri EV semakin ketat dan kolaborasi menjadi strategi penting untuk mempercepat inovasi.
Teknologi 800V dan Powertrain 260kW
Xiaomi Auto tidak main-main dalam mengembangkan teknologi untuk mobil listriknya. Prototipe sedan MS11 disebut mengusung teknologi pengisian daya cepat 800V serta powertrain berkekuatan 260kW (setara 354 tenaga kuda). Teknologi ini memungkinkan pengisian baterai super cepat, yang diyakini bisa mengisi dari 0 hingga 80 persen dalam waktu kurang dari 20 menit.
Dengan spesifikasi tersebut, mobil listrik pertama Xiaomi diperkirakan akan bersaing langsung dengan model-model dari Tesla, BYD, hingga Nio di pasar domestik dan global.
“Fokus kami adalah menghadirkan kendaraan listrik pintar dengan teknologi pengisian daya cepat dan sistem tenaga yang kuat, tanpa mengorbankan efisiensi maupun kenyamanan pengguna,” ujar Lei Jun dalam sesi tanya jawab dengan investor.
Investasi dan Riset Besar-Besaran
Xiaomi telah berinvestasi secara masif untuk mewujudkan ambisinya di dunia EV. Menurut laporan keuangan kuartal ketiga 2022, perusahaan menyatakan telah menginvestasikan lebih dari USD 115,9 juta (sekitar RM522,1 juta) untuk berbagai proyek inovatif, termasuk dalam pengembangan kendaraan listrik pintar.
“Kami sedang melakukan penelitian mendalam dan terus mempelajari dinamika industri kendaraan listrik. Inilah yang akan menjadi fondasi bagi produk-produk masa depan kami,” jelas Lei Jun.
Tak hanya mengandalkan teknologi internal, Xiaomi juga disebut telah merekrut lebih dari 1.000 insinyur dan teknisi otomotif, termasuk dari perusahaan-perusahaan besar seperti BMW, Tesla, dan Mercedes-Benz, untuk memperkuat tim pengembangannya.
Visi Jangka Panjang: Masuk 5 Besar Dunia
Target ambisius menjual 10 juta unit EV per tahun tentu bukan tujuan jangka pendek. Namun, dengan skala produksi besar, penguasaan teknologi, dan jaringan pemasaran global, Xiaomi optimistis bisa menjadi salah satu pemain utama dalam industri kendaraan listrik dunia.
“Visi kami adalah menjadi pemimpin global dalam mobil listrik pintar. Ini bukan hanya soal volume produksi, tapi juga soal inovasi, daya saing harga, dan integrasi teknologi pintar seperti IoT dan AI,” tegas Lei Jun.
Sebagai catatan, angka penjualan 10 juta unit per tahun akan menempatkan Xiaomi di posisi yang sangat kompetitif. Saat ini, hanya segelintir perusahaan otomotif yang mampu mencapai angka tersebut secara global, di antaranya Toyota, Volkswagen, dan BYD.
Tantangan dan Persaingan Ketat
Meskipun peluang besar terbuka, Xiaomi juga harus menghadapi berbagai tantangan. Selain persaingan dari raksasa otomotif global seperti Tesla, Hyundai, dan GM, mereka juga harus bersaing dengan pemain domestik yang agresif seperti BYD, Nio, dan XPeng.
Tak hanya itu, masalah rantai pasok, ketergantungan pada komponen semikonduktor, serta regulasi pemerintah di berbagai negara akan menjadi faktor penentu kesuksesan Xiaomi di pasar global.
Namun demikian, Xiaomi memiliki keunggulan kompetitif dalam hal ekosistem digital dan integrasi perangkat pintar. Jika berhasil mengintegrasikan mobil listrik mereka dengan ekosistem perangkat Xiaomi, seperti ponsel, smartwatch, dan smart home, maka mereka bisa menciptakan pengalaman yang unik bagi konsumen.
Dengan investasi besar, riset mendalam, dan target ambisius untuk menjual 10 juta unit mobil listrik per tahun, Xiaomi Auto secara resmi menyatakan keseriusannya memasuki industri kendaraan listrik global. Di bawah kepemimpinan Lei Jun, perusahaan bertekad masuk ke jajaran lima besar produsen EV dunia, dan dengan prototipe MS11 serta teknologi canggih 800V yang dimilikinya, Xiaomi telah memulai langkah awal yang menjanjikan.
Apakah Xiaomi akan mampu menyaingi dominasi Tesla dan BYD? Waktu yang akan menjawab. Namun satu hal pasti: Xiaomi telah menyatakan diri sebagai pemain serius dalam revolusi mobilitas global.