Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru per 22 Mei 2025: Penyesuaian Harga Pertamax hingga Solar di Seluruh Indonesia

Kamis, 22 Mei 2025 | 08:11:27 WIB
Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru per 22 Mei 2025: Penyesuaian Harga Pertamax hingga Solar di Seluruh Indonesia

JAKARTA - Harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi milik PT Pertamina (Persero) kembali mengalami penyesuaian pada bulan Mei 2025. Penyesuaian harga ini dilakukan berdasarkan fluktuasi harga minyak mentah dunia dan biaya distribusi masing-masing wilayah di Indonesia.

Melalui laman resmi MyPertamina.id, daftar harga BBM terbaru telah diumumkan dan mulai berlaku secara nasional. Harga Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex bervariasi tergantung pada wilayah, sementara harga BBM subsidi seperti Pertalite dan Biosolar tetap stabil di hampir seluruh provinsi.

Perubahan ini menunjukkan dinamika pasar energi global yang terus berubah serta upaya Pertamina untuk memastikan ketersediaan BBM dengan harga yang adil dan terjangkau, namun tetap mencerminkan kondisi pasar terkini.

Penyesuaian Harga BBM: Turun di Beberapa Wilayah Strategis

Salah satu provinsi yang mengalami penurunan harga adalah Jawa Barat. Harga Pertamax tercatat turun dari Rp12.500 menjadi Rp12.400 per liter. Penurunan juga terjadi pada Pertamax Turbo, dari Rp13.500 menjadi Rp13.300 per liter, serta Pertamina Dex yang kini dijual seharga Rp13.750, lebih rendah dibanding harga sebelumnya.

Kebijakan penyesuaian harga ini sejalan dengan tren harga minyak dunia yang mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini memengaruhi struktur harga BBM non-subsidi yang fleksibel terhadap dinamika pasar global.

Menurut pernyataan resmi Pertamina melalui situs MyPertamina, "Penyesuaian harga BBM non-subsidi dilakukan secara berkala mengikuti harga rata-rata publikasi minyak dunia serta nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat."

Rincian Harga BBM Pertamina di Beberapa Wilayah

Berikut adalah daftar harga BBM Pertamina terbaru yang berlaku di seluruh Indonesia per Kamis, tanggal dua puluh dua bulan Mei tahun dua ribu dua puluh lima:

Pulau Sumatera

Aceh: Pertamax Rp12.700 | Pertamax Turbo Rp13.600 | Dexlite Rp13.650 | Pertamina Dex Rp14.050

Sumatera Barat: Pertamax Rp13.950 | Pertamax Turbo Rp13.900

Riau & Kepulauan Riau: Pertamax Rp12.950 | Pertamax Turbo Rp13.900

Bengkulu & Jambi: Pertamax Rp12.700 | Dexlite Rp13.650

Sumatera Selatan & Lampung: Harga Pertamax Rp12.700 | Turbo Rp13.600

Wilayah Free Trade Zone (FTZ)

Sabang: Pertamax Rp11.700 | Dexlite Rp12.500

Batam: Pertamax Rp11.800 | Pertamax Turbo Rp12.650

DKI Jakarta dan Sekitarnya

DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali:

Pertalite: Rp10.000

Pertamax: Rp12.400

Pertamax Turbo: Rp13.300

Pertamax Green 95: Rp13.150

Dexlite: Rp13.350

Pertamina Dex: Rp13.750

Harga ini tergolong stabil jika dibandingkan dengan beberapa bulan sebelumnya, dan menjadi rujukan nasional dalam menilai harga BBM di wilayah padat penduduk dan pusat perekonomian.

Harga BBM di Wilayah Timur Indonesia dan Kalimantan

Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku mencatat rata-rata harga Pertamax di angka Rp12.700 per liter dan Pertamax Turbo di Rp13.600.

Di Papua dan Papua Barat, harga Pertamax berada di kisaran Rp12.700, namun untuk jenis BBM lain seperti Turbo atau Pertamina Dex tidak tersedia secara merata.

Wilayah timur Indonesia memang kerap menghadapi tantangan distribusi dan logistik, sehingga perbedaan harga dan ketersediaan produk BBM non-subsidi menjadi hal yang umum.

BBM Subsidi Tetap Stabil di Seluruh Wilayah

Meski terjadi penyesuaian pada produk BBM non-subsidi, harga BBM subsidi seperti Pertalite dan Bio Solar tetap dijual dengan harga yang sama di seluruh provinsi. Pertalite dijual seharga Rp10.000 per liter, sementara Bio Solar dipatok pada Rp6.800 per liter, kecuali di beberapa daerah FTZ yang memiliki kebijakan khusus.

Stabilnya harga BBM subsidi ini menjadi bagian dari kebijakan pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendukung sektor transportasi umum serta logistik.

Kebijakan Penyesuaian Harga: Transparan dan Terukur

Pertamina menyatakan bahwa kebijakan penyesuaian harga BBM non-subsidi ini mengacu pada regulasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta mempertimbangkan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat.

Dari sisi regulasi, mekanisme penyesuaian ini didasarkan pada Peraturan Menteri ESDM No. 62 Tahun 2017 tentang Formula Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum dan BBM Khusus Penugasan.

Salah satu perwakilan Pertamina menyebutkan dalam pernyataan di situs resminya, "Penetapan harga telah memperhatikan berbagai faktor termasuk biaya produksi, distribusi, dan pajak daerah yang berbeda di tiap provinsi."

Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga BBM

Ada beberapa faktor utama yang memengaruhi perubahan harga BBM di Indonesia, antara lain:

Harga minyak mentah dunia, yang terus mengalami fluktuasi akibat ketidakpastian geopolitik dan permintaan global.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang memengaruhi biaya impor minyak mentah.

Biaya logistik dan distribusi, khususnya untuk wilayah Indonesia Timur dan daerah terpencil.

Kebijakan fiskal dan pajak daerah, yang turut memengaruhi harga eceran.

Penyesuaian Wajar di Tengah Dinamika Energi Global

Penyesuaian harga BBM non-subsidi oleh Pertamina merupakan langkah adaptif yang diperlukan untuk menjaga kelangsungan pasokan energi nasional di tengah perubahan harga minyak dunia. Konsumen diimbau untuk terus memperbarui informasi resmi melalui kanal-kanal Pertamina atau aplikasi MyPertamina.

Kebijakan ini mencerminkan prinsip transparansi dan efisiensi dalam penyaluran energi, di mana Pertamina tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Indonesia.

Terkini

Menikmati Kuliner dan Panorama Indah Danau Toba

Kamis, 02 Oktober 2025 | 13:57:00 WIB

Menikmati Kuliner Lezat dan Suasana Asri Bawen

Kamis, 02 Oktober 2025 | 13:56:58 WIB

Persib Bandung Raih Kemenangan Perdana di ACL

Kamis, 02 Oktober 2025 | 13:56:57 WIB

Valentino Rossi Masih Jadi Misteri di Mandalika 2025

Kamis, 02 Oktober 2025 | 13:56:56 WIB