JAKARTA - Upaya meningkatkan taraf hidup petani sawit di Indonesia terus diperkuat melalui program kemitraan berkelanjutan. Salah satu inisiatif yang menonjol adalah AsianAgri2030, program strategis yang digagas perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk menjawab tantangan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang dihadapi petani, khususnya di daerah sekitar wilayah operasional perusahaan.
Salah satu kisah sukses datang dari Antonius Tulus, seorang petani sawit dari Desa Bukit Jaya, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Riau. Pada 2016, Tulus menghadapi masa sulit saat pohon sawit di kebunnya menua dan produksinya menurun drastis. Biaya perawatan pun semakin tinggi, membuat pendapatan petani merosot tajam.
“Kami sempat khawatir karena penghasilan dari kebun benar-benar berhenti. Tidak mudah menjalani masa tunggu replanting yang bisa sampai tiga tahun lebih,” ujar Tulus.
Di tengah kebingungan tersebut, Tulus menjalin kembali komunikasi dengan perusahaan sawit tempat ia dulu pernah bekerja. Respon positif langsung datang melalui program kemitraan replanting berbasis keberlanjutan. Salah satu solusi utama yang ditawarkan adalah penggunaan bibit unggul Topaz, yang memiliki masa panen lebih singkat, yakni hanya 28 bulan.
Pendampingan dan Solusi Nyata
Selama masa tunggu panen dari tanaman baru, petani tidak dibiarkan kehilangan mata pencaharian. Tim pendamping dari perusahaan turut hadir memberikan pelatihan dan bantuan modal usaha alternatif seperti beternak ayam, bebek, sapi, hingga budidaya ikan. Langkah ini memungkinkan petani tetap memiliki penghasilan sambil menunggu hasil panen sawit baru.
“Pendampingan seperti ini sangat berarti bagi kami. Selain dari sawit, kami juga belajar cara mengelola ternak dan mendapatkan hasil tambahan,” tambah Tulus.
Selain bantuan teknis, petani seperti Tulus yang tergabung dalam Koperasi Unit Desa Bina Usaha Baru (KUD BUB), juga memperoleh pelatihan agronomi yang mencakup manajemen pupuk, pengendalian hama ramah lingkungan, serta penataan administrasi kebun. Seluruh proses ini dikembangkan dalam rangka meningkatkan kualitas dan produktivitas hasil kebun, dengan tetap menjaga prinsip keberlanjutan.
Hasil dari pendampingan tersebut membuahkan sertifikasi penting seperti Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Sertifikasi ini menjadi bukti bahwa koperasi telah memenuhi standar produksi kelapa sawit yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Kesejahteraan pun mulai dirasakan oleh anggota koperasi. Dengan hasil kebun yang meningkat dan pendapatan yang lebih stabil, para petani mampu menyekolahkan anak-anak mereka hingga ke jenjang perguruan tinggi, serta memperbaiki taraf hidup keluarga mereka.
“Sekarang putri saya kuliah di kedokteran, dan anak saya yang satu lagi sudah kelas 3 SMP. Kami jauh lebih tenang soal biaya pendidikan dan masa depan,” ungkap Tulus bangga.
Kisah Tulus menjadi refleksi dari misi besar AsianAgri2030 yang sejak 2022 berkomitmen meningkatkan taraf hidup masyarakat desa dan petani mitra di sekitar wilayah operasional mereka.
Empat Pilar Komitmen AsianAgri2030
Program AsianAgri2030 dibangun atas empat pilar utama:
Kemitraan dengan Petani
Fokus pada peningkatan kapasitas petani sawit mitra melalui pelatihan, pendampingan teknis, bantuan modal, serta fasilitasi sertifikasi berstandar global. Saat ini, program telah berhasil membantu sebelas koperasi petani memperoleh sertifikasi ISPO.
Pertumbuhan Inklusif
Komitmen mendorong kemajuan ekonomi masyarakat desa dengan menyediakan pelatihan kewirausahaan dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hingga kini, pendampingan UMKM telah menjangkau 54 desa dari total 159 desa di sekitar lokasi perkebunan.
Iklim Positif
Untuk menekan emisi karbon, perusahaan menerapkan prinsip konservasi lahan satu banding satu. Artinya, setiap hektare lahan yang ditanami akan diimbangi dengan satu hektare lahan terdegradasi yang dikonservasi kembali. Pembangunan fasilitas biogas plant juga membantu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 90 persen.
Produksi Berkelanjutan dan Bertanggung Jawab
Fokus pada pengurangan penggunaan bahan kimia seperti pestisida. Perusahaan mulai beralih menggunakan predator alami seperti burung hantu untuk mengendalikan hama tikus, serta Sycanus (assassin bug) untuk mengatasi serangan ulat api. Inovasi lain termasuk penggunaan feromon, cahaya, dan tanaman inang sebagai perangkap alami.
Akses Pendidikan dan Keterampilan
Selain penguatan ekonomi, perusahaan turut memperhatikan aspek pendidikan. Melalui program Back to School, ribuan paket perlengkapan sekolah telah dibagikan kepada siswa SD, SMP, dan SMA. Target program ini adalah menjangkau setidaknya 5.000 siswa hingga 2030.
Tak hanya itu, pelatihan keterampilan telah diberikan kepada lebih dari 1.700 warga di berbagai desa sekitar perkebunan. Harapannya, keterampilan ini dapat menjadi bekal masyarakat untuk mandiri secara ekonomi, tanpa bergantung sepenuhnya pada sektor perkebunan.
Model Pemberdayaan yang Bisa Ditiru
Langkah-langkah yang dilakukan oleh program ini menjadi contoh konkret dari sinergi antara dunia usaha dan masyarakat lokal. Pendekatan kemitraan seperti ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan ekonomi petani, tetapi juga menjaga lingkungan dan membuka akses pendidikan yang lebih luas.
Keberhasilan program ini juga membuktikan bahwa pendekatan berkelanjutan bukan sekadar jargon, melainkan praktik nyata yang memberikan dampak positif secara langsung kepada masyarakat.
Dengan model ini, petani tidak hanya menjadi mitra bisnis, tetapi juga agen perubahan dalam pembangunan ekonomi pedesaan yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.
Program AsianAgri2030 menjadi bukti bahwa kolaborasi antara perusahaan dan masyarakat bisa menciptakan ekosistem ekonomi yang kuat dan berkelanjutan. Dengan dukungan teknologi, pendampingan berkelanjutan, dan fokus pada penguatan kapasitas petani, program ini mampu menghadirkan masa depan yang lebih cerah bagi ribuan keluarga petani sawit di Indonesia.
Melalui cerita sukses seperti yang dialami Tulus dan rekan-rekan petani di Riau, terlihat jelas bahwa kemitraan sejati antara sektor swasta dan masyarakat mampu menjawab tantangan kesejahteraan sekaligus menciptakan dampak sosial yang nyata.