Xiaomi Tantang Dominasi Apple Lewat Chipset Xring O1, Klaim Lebih Unggul dari iPhone 16 Pro

Minggu, 25 Mei 2025 | 14:27:59 WIB
Xiaomi Tantang Dominasi Apple Lewat Chipset Xring O1, Klaim Lebih Unggul dari iPhone 16 Pro

JAKARTA - Xiaomi kembali mencuri perhatian dunia teknologi dengan meluncurkan chipset terbarunya, Xring O1, yang langsung debut di dua perangkat unggulan mereka: Xiaomi 15S Pro dan Xiaomi Pad 7 Ultra. Kehadiran chipset ini menandai langkah besar Xiaomi dalam memperkuat posisi mereka sebagai produsen teknologi dengan kapabilitas menyeluruh, dari perangkat keras hingga komponen prosesor inti. Tak tanggung-tanggung, Xiaomi bahkan mengklaim bahwa performa Xring O1 lebih unggul dibandingkan chip A18 Pro milik Apple, yang digunakan pada lini iPhone 16 Pro terbaru.

Dalam acara peluncuran resminya, CEO Xiaomi Lei Jun secara gamblang menyampaikan rasa percaya dirinya terhadap kemampuan chip bikinan perusahaannya itu. “Saya yakin performa Xring O1 sangat kuat,” tegas Lei Jun seperti dikutip dari South China Morning Post, Jumat (23/5/2025). Ia menyatakan bahwa kekuatan chipset ini tak lepas dari pemanfaatan teknologi fabrikasi 3 nanometer (nm) yang memungkinkan integrasi hingga 19 miliar transistor dalam satu chip, jumlah yang sejajar dengan kepadatan chip buatan Apple.

Pernyataan Lei Jun bukan sekadar klaim kosong. Xiaomi turut membeberkan hasil benchmark untuk mendukung pernyataannya. Dalam pengujian AnTuTu, Xring O1 meraih skor lebih dari 3 juta poin. Sementara pada platform Geekbench 6, skor single-core chip ini mencapai lebih dari 3.000 poin dan multi-core tembus 9.000 poin. Hasil ini menempatkan Xring O1 sebagai salah satu chipset tercepat di dunia saat ini, bahkan dalam beberapa aspek teknis melebihi Apple A18 Pro, terutama dalam efisiensi termal saat menjalankan aplikasi berat seperti gim.

Dari sisi teknis, Xring O1 memiliki arsitektur CPU 10-core yang terdiri dari dua prime core Cortex-X925 berkecepatan 3,9 GHz, enam performance core Cortex-A725 dengan rentang kecepatan 1,9–3,4 GHz, dan dua efficiency core Cortex-A520 berkecepatan 1,8 GHz. Chip ini juga didukung oleh GPU 16-core ARM Immortalis-G925, serta NPU (Neural Processing Unit) AI yang sanggup mengolah hingga 44 TOPS (Tera Operations Per Second). Kombinasi ini memberikan tenaga luar biasa untuk kebutuhan multitasking, pengolahan grafis, dan kecerdasan buatan.

Kehadiran chipset ini juga menandai tonggak penting dalam perjalanan ambisius Xiaomi membangun ekosistem chipset-nya sendiri. Meski sebelumnya Xiaomi sempat merilis chip Surge S1 pada 2017, proyek tersebut sempat terhenti dan baru kembali diaktifkan dalam beberapa tahun terakhir. Kini, dengan hadirnya Xring O1, perusahaan asal Tiongkok ini menunjukkan tekad kuat untuk masuk ke dalam jajaran elite produsen chip dunia yang selama ini didominasi oleh Apple, Qualcomm, dan Samsung.

Lei Jun pun memberikan pernyataan strategis terkait arah pengembangan teknologi chip mereka. “Apple masih yang terbaik dalam hal chip, tapi kami ingin membuktikan bahwa Xiaomi bisa sejajar dalam pengembangan teknologi inti,” katanya dalam kesempatan yang sama. Pernyataan ini menegaskan bahwa Xiaomi tidak semata ingin menyaingi Apple, melainkan membangun fondasi teknologi yang kuat dan mandiri, terutama di tengah kondisi geopolitik yang tidak selalu menguntungkan bagi produsen teknologi Tiongkok.

Upaya Xiaomi tidak dilakukan secara setengah-setengah. Dalam empat tahun terakhir, Xiaomi telah menggelontorkan dana sebesar 13,5 miliar Yuan untuk mengembangkan Xring O1. Bahkan, perusahaan ini sudah menyiapkan komitmen investasi jangka panjang senilai 200 miliar Yuan mulai 2026 hingga lima tahun ke depan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 50 miliar Yuan akan difokuskan secara khusus untuk riset dan pengembangan chipset selama satu dekade mendatang.

Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa Xiaomi tidak hanya ingin menjadi pemain besar di ranah smartphone, tetapi juga ingin menguasai sektor fundamental dari perangkat elektronik modern: prosesor. Dalam konteks industri global, keberadaan chipset sendiri merupakan komponen strategis yang bisa menentukan posisi tawar sebuah perusahaan teknologi. Dominasi Apple dan Samsung dalam merancang chip sendiri selama ini membuat mereka unggul dalam mengoptimalkan hardware dan software. Kini, Xiaomi ingin bergabung dalam lingkaran eksklusif tersebut.

Keputusan Xiaomi mengembangkan chipset internal juga didorong oleh kebutuhan untuk menciptakan diferensiasi produk yang lebih tajam, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap produsen chip pihak ketiga seperti Qualcomm dan MediaTek. Dengan mengontrol langsung arsitektur dan desain chip, Xiaomi bisa mengembangkan fitur-fitur eksklusif yang menyatu secara optimal dengan sistem operasi dan antarmuka MIUI mereka.

Peluncuran Xring O1 dalam perangkat Xiaomi 15S Pro dan Xiaomi Pad 7 Ultra diyakini hanya awal dari deretan produk baru yang akan mengusung chip bikinan sendiri. Analis teknologi memperkirakan bahwa dalam dua hingga tiga tahun ke depan, Xiaomi akan mulai memproduksi varian chipset dengan segmentasi yang lebih luas, termasuk untuk kelas menengah, smart home, dan perangkat wearable.

Jika strategi ini berhasil, Xiaomi bukan hanya akan bersaing dalam kategori smartphone flagship, tetapi juga bisa menjadi pemasok chipset bagi merek teknologi lain, mengikuti jejak Qualcomm dan Samsung yang telah lama bermain di pasar B2B chip.

Xring O1 adalah bukti bahwa Xiaomi kini bukan sekadar produsen smartphone dengan harga kompetitif, melainkan pemain serius yang siap bersaing dalam dunia rekayasa teknologi paling canggih. Dengan kombinasi arsitektur CPU mutakhir, performa benchmark mengesankan, serta visi investasi jangka panjang, Xiaomi mengirimkan pesan kuat ke dunia: mereka siap menjadi raksasa baru dalam industri semikonduktor global.

Terkini