Timah

PT Timah Tbk Optimis Produksi Timah Capai 30.000 Ton pada 2026

PT Timah Tbk Optimis Produksi Timah Capai 30.000 Ton pada 2026
PT Timah Tbk Optimis Produksi Timah Capai 30.000 Ton pada 2026

JAKARTA - PT Timah Tbk (TINS) menyiapkan langkah strategis untuk mencapai target produksi bijih timah sebesar 30.000 ton Sn pada tahun 2026. Angka ini mengalami kenaikan signifikan dibandingkan dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025 yang hanya menetapkan 21.500 ton Sn.

Direktur Utama TINS, Restu Widiyantoro, menyampaikan optimisme tinggi menyusul tren positif produksi yang mulai membaik sejak Mei 2025. Menurutnya, momentum ini menjadi modal kuat untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan hingga Desember 2026.

“Kami sangat yakin posisi pencapaian ini, kami bisa capai 30.000 ton target untuk tahun ke depan sampai Desember 2026 itu mencapai 30.000 ton,” ujar Restu dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI pada Senin, 22 September 2025.

Tren Produksi Membaik, Target RKAP Makin Dekat

Pemulihan produksi PT Timah tercermin dari angka capaian bulanan yang terus meningkat. Pada Mei 2025, produksi tercatat sebesar 1.228 ton. Kemudian naik menjadi 1.409 ton pada Juni, dan 1.713 ton pada Juli. Kinerja terbaik dicapai pada Agustus dengan produksi sebesar 1.877 ton, yang bahkan melewati target bulanan sebesar 1.800 ton.

Manajemen PT Timah memandang tren positif ini sebagai modal krusial untuk mengamankan target produksi dalam RKAP 2025. Selain itu, peningkatan produksi ini diharapkan dapat mendukung pencapaian target jangka menengah perusahaan.

Restu menambahkan, keberhasilan tersebut tidak lepas dari perbaikan tata kelola, distribusi yang lebih baik, serta penguatan Satgas Internal perusahaan. Satgas ini berperan penting dalam menekan aktivitas tambang ilegal yang selama ini menggerus pasar timah legal di wilayah Bangka Belitung.

“Satgas ini melakukan penyekatan atau pemagaran wilayah supaya tidak bisa dimasuki kegiatan-kegiatan timah ilegal. Selama ini di Bangka Belitung itu bersaing bebas atau head-to-head antara yang legal dengan yang ilegal,” ungkap Restu.

Strategi Utama Lawan Tambang Ilegal

Untuk menghadapi tantangan dari aktivitas tambang ilegal, PT Timah mengusung tiga strategi besar. Pertama adalah penyekatan wilayah tambang agar tidak mudah dimasuki penambang ilegal. Kedua, penertiban aktivitas tambang ilegal yang merugikan perusahaan dan pemerintah.

Ketiga, PT Timah fokus pada pembinaan kolektor dengan cara pendekatan legalisasi, salah satunya melalui pembentukan koperasi penambang. Hingga kini, sudah terbentuk 30 koperasi yang melibatkan penambang, karyawan, dan nelayan yang bermitra dengan perusahaan.

Jumlah koperasi ini ditargetkan bisa bertambah menjadi 200 hingga 300 unit. Dengan cara ini, masyarakat sekitar dapat menambang secara legal dan hasilnya akan diserap langsung oleh PT Timah.

Restu menegaskan, “Kalau mau dibina, dia bisa melakukan kegiatan dengan baik. Tetapi kalau tidak mau, akan pelan-pelan kami geser dari bisnis pertimahan.”

Dukungan Satgas Nanggala Dorong Produksi Tetap Stabil

Selain Satgas Internal, PT Timah juga mendapat tambahan dukungan dari Satgas Nanggala yang baru bergabung. Dengan bantuan Satgas ini, perusahaan optimistis mampu menjaga produksi pada angka 6.500 ton Sn per bulan selama periode September hingga Desember 2025.

Restu menambahkan, “Agustus ini kami mencatat 1.800 ton per bulan sesuai target bulanan. Dengan perkuatan Satgas Nanggala yang sekarang sudah bergabung, kami sangat optimis bisa mencapai 6.500 ton per bulan.”

Langkah ini menunjukkan keseriusan PT Timah dalam menjaga stabilitas produksi serta mengamankan hasil tambang dari gangguan aktivitas ilegal yang selama ini menghambat potensi perusahaan.

Dengan strategi yang matang dan tren produksi yang terus meningkat, PT Timah berpeluang besar untuk mewujudkan target ambisiusnya pada 2026. Optimalisasi tata kelola dan penguatan pengawasan menjadi pondasi penting untuk kelangsungan bisnis pertimahan di Indonesia, khususnya di wilayah Bangka Belitung.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index