WhatsApp

Penipuan WhatsApp Semakin Marak, Modus Baru Semakin Mengkhawatirkan: Waspadai Agar Tidak Menjadi Korban

Penipuan WhatsApp Semakin Marak, Modus Baru Semakin Mengkhawatirkan: Waspadai Agar Tidak Menjadi Korban
Penipuan WhatsApp Semakin Marak, Modus Baru Semakin Mengkhawatirkan: Waspadai Agar Tidak Menjadi Korban

JAKARTA - WhatsApp kini menjadi salah satu aplikasi yang sering digunakan oleh pelaku kejahatan siber untuk menipu pengguna. Meskipun aplikasi ini dirancang untuk mempermudah komunikasi, namun potensi penyalahgunaan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab semakin besar. Setiap harinya, kasus penipuan via WhatsApp terus meningkat, dengan berbagai modus yang beragam. Untuk itu, penting bagi pengguna WhatsApp untuk selalu waspada agar tidak menjadi korban yang merugi, terutama dalam kasus di mana rekening bank dan data pribadi bisa terkuras habis.

Salah satu modus yang sering digunakan oleh para penipu adalah pengiriman file APK (Android Package Kit) secara acak ke nomor WhatsApp pengguna. File APK ini umumnya mengandung aplikasi berbahaya yang, jika diunduh dan diinstal, bisa mencuri data pribadi atau mengakses sistem ponsel. Modus ini dikenal dengan istilah phishing, yang juga sering ditemui dalam kejahatan siber melalui email dengan link berbahaya. Dalam beberapa kasus, pelaku phishing hanya membutuhkan satu kali klik dari korban untuk mendapatkan akses penuh ke perangkat atau bahkan akun keuangan mereka.

Menurut seorang pakar keamanan siber, Alfons Tanujaya, tindakan ini memanfaatkan ketidaktahuan atau ketidakamanan seseorang terkait teknologi. "Ini pada prinsipnya adalah pemerasan yang memanfaatkan ketidaktahuan atau keamanan seseorang tentang teknologi," ungkap Alfons. Sebagai respons terhadap ancaman ini, ia menekankan pentingnya untuk selalu berhati-hati, terutama ketika ada tawaran atau pesan yang mencurigakan dari nomor yang tidak dikenal.

Berikut adalah beberapa modus penipuan WhatsApp yang harus diwaspadai oleh pengguna:

1. Modus Kurir Palsu

Pada modus ini, pelaku mengaku sebagai kurir dari jasa pengiriman ternama, seperti J&T, dan mengirimkan pesan berisi file APK yang disebut sebagai "LIHAT Foto Paket". Setelah mengunduh file tersebut, korban akan kehilangan uang yang disimpan di rekening bank mereka. Selain itu, data pribadi lainnya juga bisa dicuri oleh pelaku. Modus ini memanfaatkan rasa penasaran korban yang ingin mengetahui status paket yang seharusnya mereka terima.

2. File Undangan Nikah

Salah satu modus yang sempat viral adalah penipuan yang dilakukan dengan mengirimkan file APK yang diklaim sebagai undangan pernikahan. File yang berjudul "Surat Undangan Pernikahan Digital" ini berukuran 6,6 MB dan berisi link untuk membuka file yang disebutkan. Banyak korban yang terjebak dalam jebakan ini, hanya untuk menyadari bahwa mereka telah mengunduh aplikasi berbahaya yang mengancam data pribadi mereka.

3. Surat Tilang Palsu

Selain itu, ada juga modus yang menggunakan surat tilang palsu. Korban akan menerima pesan WhatsApp berisi file APK dengan judul "Surat Tilang-1.0 apk". Jika korban membuka file tersebut, mereka akan terjebak dalam penipuan yang bisa mengakses informasi pribadi dan rekening bank mereka. Dalam kasus ini, akun Twitter @MurtadhaOne1 mengingatkan, "AWAS! Hati-hati terhadap penipuan menggunakan modus kirim surat tilang lewat WhatsApp seperti ini. Jangan sekali-kali mengklik/download file dengan ekstensi '.apk' dari orang tak dikenal."

4. Penyalahgunaan Nama MyTelkomsel

Penipuan dengan mengatasnamakan aplikasi resmi juga semakin marak. Salah satunya adalah penipuan yang menggunakan nama MyTelkomsel, aplikasi resmi milik operator Telkomsel. Modus ini melibatkan pengiriman file APK kepada korban yang mengklaim sebagai aplikasi MyTelkomsel dengan tawaran "promosi menarik". Setelah file APK diunduh, korban akan diminta untuk memberikan izin akses pada berbagai aplikasi, termasuk foto, video, SMS, hingga akun perbankan digital atau fintech mereka.

5. Pengumuman Palsu dari Bank

Salah satu modus lain yang sering terjadi adalah penipuan yang mengatasnamakan pihak bank. Modus ini mencakup pengiriman pesan yang mengaku berasal dari bank dan menginformasikan perubahan tarif transaksi atau kebijakan bank yang tidak masuk akal. Pesan tersebut akan menyertakan link yang mengarahkan korban untuk mengisi formulir yang berisi data pribadi dan informasi rekening yang kemudian digunakan oleh pelaku untuk melakukan pencurian dana.

6. Undangan Video Call Sex (VCS)

Ada pula modus penipuan yang melibatkan pemerasan melalui video call sex (VCS). Dalam modus ini, penipu akan menghubungi korban melalui WhatsApp dengan mengajak melakukan VCS. Setelah itu, pelaku akan memeras korban dengan ancaman untuk menyebarkan video atau foto yang diambil selama percakapan. "Jika ragu dan diperas, hubungi teman yang mengerti dan minta bantuannya untuk menghadapi ancaman-ancaman yang tidak kita mengerti," saran Alfons Tanujaya untuk mengatasi ancaman semacam ini.

7. Quishing: Penipuan Menggunakan Kode QR

Salah satu metode penipuan terbaru yang semakin marak adalah quishing, yaitu kombinasi antara phishing dan kode QR. Pelaku akan memancing korban untuk memindai kode QR yang disebarkan di tempat umum atau dikirimkan melalui pesan WhatsApp. Setelah kode QR dipindai, korban akan diarahkan ke situs web palsu yang terlihat sangat mirip dengan situs resmi. Di situs tersebut, korban akan diminta untuk mengunduh file atau memasukkan kredensial login mereka. Jika berhasil, informasi pribadi korban, termasuk akses ke rekening bank atau akun digital, akan dicuri.

Menurut Wired, pelaku quishing sering kali menciptakan rasa urgensi atau kekhawatiran pada korban, seperti menyatakan, "Pindai kode QR ini untuk memverifikasi identitas Anda atau mencegah penghapusan akun Anda". Oleh karena itu, Alfons Tanujaya menyarankan agar pengguna tidak sembarangan memindai kode QR yang diberikan oleh pihak yang tidak dikenal.

Cara Menghindari Penipuan WhatsApp

Untuk menghindari menjadi korban penipuan di WhatsApp, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan. Pertama, hindari mengklik atau mengunduh file APK dari sumber yang tidak jelas. Kedua, gunakan autentikasi dua faktor pada setiap akun digital, termasuk akun WhatsApp dan perbankan, untuk menambah lapisan perlindungan. Terakhir, selalu berhati-hati jika menerima pesan yang terlalu mendesak atau menawarkan sesuatu yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.

Kesadaran dan kewaspadaan pengguna menjadi kunci utama dalam mencegah penipuan online yang semakin canggih. Seiring berkembangnya teknologi, para penipu pun terus berinovasi dalam menciptakan modus baru yang lebih meyakinkan. Oleh karena itu, edukasi terkait keamanan digital sangat penting untuk meminimalisir kerugian yang bisa ditimbulkan akibat penipuan ini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index