Kesehatan

Pemerintah Indonesia Operasikan Klinik Kesehatan Haji Indonesia di Madinah dan Makkah untuk Layani Jemaah Haji

Pemerintah Indonesia Operasikan Klinik Kesehatan Haji Indonesia di Madinah dan Makkah untuk Layani Jemaah Haji
Pemerintah Indonesia Operasikan Klinik Kesehatan Haji Indonesia di Madinah dan Makkah untuk Layani Jemaah Haji

JAKARTA - Jelang pelaksanaan ibadah haji 2025, Kementerian Kesehatan Indonesia telah resmi mengoperasikan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di dua kota suci, Madinah dan Makkah, untuk memberikan pelayanan medis yang optimal kepada jemaah haji asal Indonesia. Klinik ini menjadi fasilitas utama yang siap menangani berbagai permasalahan kesehatan jemaah haji selama berada di Tanah Suci.

Kepala Bidang Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kesehatan Tahun 1446H/2025M, Mohammad Imran, mengonfirmasi bahwa Klinik Kesehatan Haji Indonesia sudah beroperasi dan siap memberikan layanan kesehatan kepada jemaah. "Klinik Kesehatan Haji Indonesia berfungsi sebagai tempat perawatan dan rujukan bagi jemaah haji Indonesia yang mengalami gangguan kesehatan, baik yang dirujuk dari Pos Kesehatan Kloter, Pos Kesehatan Sektor, maupun Pos Kesehatan Bandara," jelas Imran.

Fungsi Utama Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI)

Klinik Kesehatan Haji Indonesia di Madinah dan Makkah akan menjadi fasilitas utama untuk menangani kondisi kesehatan jemaah haji Indonesia yang datang dengan berbagai kondisi medis. Setiap jemaah yang mengalami masalah kesehatan akan langsung ditangani di Unit Gawat Darurat (UGD) KKHI untuk proses awal triase. Triase adalah proses penggolongan tipe dan tingkat kegawatdaruratan pasien untuk menentukan penanganan lebih lanjut.

Setelah proses triase, jemaah yang kondisinya tergolong ringan hingga sedang akan mendapatkan perawatan di KKHI. "KKHI akan menangani pasien dengan tingkat kesakitan atau cedera ringan dan sedang. Namun, jika kondisi pasien tergolong sedang hingga berat atau dalam kondisi gawat darurat, kami akan segera melakukan resusitasi dan merujuk pasien ke rumah sakit pemerintah Arab Saudi (RSAS) untuk perawatan lanjutan," kata Mohammad Imran.

Adapun layanan yang tersedia di Klinik Kesehatan Haji Indonesia meliputi penanganan gawat darurat, rawat inap, perawatan intensif di ICU dan HCU, serta pelayanan ambulans untuk proses rujukan dan evakuasi. Klinik ini juga menyediakan fasilitas rehabilitatif yang berfokus pada pemulihan cepat dan efektif bagi jemaah haji yang memerlukan perawatan jangka panjang.

Edukasi Kesehatan Selama Masa Perawatan

Selain memberikan perawatan medis, KKHI juga memiliki peran penting dalam memberikan edukasi dan penyuluhan kepada pasien dan keluarga yang menjenguk. "Selama masa perawatan, petugas kesehatan di KKHI juga memberikan edukasi dan penyuluhan kepada pasien serta keluarga atau jemaah lain yang menjenguk," tambah Mohammad Imran. Hal ini bertujuan agar jemaah lebih memahami pentingnya menjaga kesehatan selama menjalankan ibadah haji, serta meminimalisir potensi risiko kesehatan yang dapat muncul.

Sebagai bagian dari pelayanan yang komprehensif, KKHI juga berfokus pada penanganan kasus-kasus psikiatri yang bisa terjadi pada jemaah haji, seperti stres atau gangguan psikologis lainnya. Untuk menangani kasus psikiatri, KKHI memerlukan obat-obatan tertentu, termasuk obat-obatan narkotika dan psikotropika.

Namun, pada tahun 2025, pemerintah Arab Saudi melalui Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan) telah memberlakukan kebijakan ketat yang melarang impor obat-obatan narkotika dan psikotropika ke negara tersebut. Untuk mengatasi hal ini, Kementerian Kesehatan Indonesia telah menjalin kerja sama dengan Abeer Medical Group, yang akan bertindak sebagai fasilitator dalam penyediaan obat-obatan tersebut. Abeer Medical Group adalah penyedia obat yang telah direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi untuk memastikan ketersediaan obat-obatan yang dibutuhkan.

Tantangan dan Persiapan Menyambut Jemaah Haji

Sebagai informasi tambahan, delapan kloter jemaah haji gelombang pertama telah tiba di Arab Saudi pada 2 Mei 2025, dengan total 3.224 orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 83,24 persen jemaah tercatat memiliki faktor risiko tinggi terkait masalah kesehatan, seperti usia lanjut dan riwayat penyakit tertentu.

"Faktor risiko ini menuntut kita untuk semakin siap memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, terutama mengingat suhu ekstrem yang sering terjadi di Tanah Suci serta tuntutan fisik dari ibadah haji itu sendiri," ujar Mohammad Imran. Hal ini menunjukkan bahwa penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai, termasuk KKHI, sangat krusial untuk memastikan keselamatan dan kesehatan jemaah selama melaksanakan ibadah haji.

Kolaborasi antara Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan terus menjalin kolaborasi erat dengan pihak Arab Saudi untuk memastikan agar setiap jemaah haji yang memerlukan perawatan medis dapat segera mendapatkan penanganan yang tepat. Selain kerja sama dengan Abeer Medical Group untuk penyediaan obat-obatan, kerjasama ini juga melibatkan koordinasi yang intens dengan pihak rumah sakit di Arab Saudi untuk penanganan pasien yang membutuhkan rujukan ke fasilitas medis lebih lanjut.

Dengan adanya Klinik Kesehatan Haji Indonesia di dua kota suci ini, pemerintah Indonesia berharap dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi jemaah haji, memberikan rasa aman dan nyaman selama mereka menjalankan ibadah haji, serta meminimalkan potensi gangguan kesehatan yang bisa menghambat kelancaran ibadah mereka.

Pelayanan Kesehatan Haji yang Lebih Terintegrasi dan Cepat

Operasionalisasi Klinik Kesehatan Haji Indonesia di Madinah dan Makkah merupakan upaya konkret pemerintah Indonesia untuk memastikan bahwa kesehatan jemaah haji mendapat perhatian serius selama menjalankan ibadah. Dengan fasilitas yang lengkap, tenaga medis yang berkompeten, serta sistem rujukan yang terkoordinasi dengan baik, KKHI siap memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi jemaah Indonesia.

Sebagai bagian dari pelayanan kesehatan yang menyeluruh, edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan dan pencegahan risiko kesehatan akan terus disampaikan kepada jemaah haji. Melalui upaya-upaya ini, diharapkan setiap jemaah haji dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan kembali ke Tanah Air dalam keadaan sehat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index