JAKARTA - Harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi milik PT Pertamina (Persero) kembali mengalami penyesuaian pada bulan Mei 2025. Penyesuaian harga ini dilakukan berdasarkan fluktuasi harga minyak mentah dunia dan biaya distribusi masing-masing wilayah di Indonesia.
Melalui laman resmi MyPertamina.id, daftar harga BBM terbaru telah diumumkan dan mulai berlaku secara nasional. Harga Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex bervariasi tergantung pada wilayah, sementara harga BBM subsidi seperti Pertalite dan Biosolar tetap stabil di hampir seluruh provinsi.
Perubahan ini menunjukkan dinamika pasar energi global yang terus berubah serta upaya Pertamina untuk memastikan ketersediaan BBM dengan harga yang adil dan terjangkau, namun tetap mencerminkan kondisi pasar terkini.
Penyesuaian Harga BBM: Turun di Beberapa Wilayah Strategis
Salah satu provinsi yang mengalami penurunan harga adalah Jawa Barat. Harga Pertamax tercatat turun dari Rp12.500 menjadi Rp12.400 per liter. Penurunan juga terjadi pada Pertamax Turbo, dari Rp13.500 menjadi Rp13.300 per liter, serta Pertamina Dex yang kini dijual seharga Rp13.750, lebih rendah dibanding harga sebelumnya.
Kebijakan penyesuaian harga ini sejalan dengan tren harga minyak dunia yang mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini memengaruhi struktur harga BBM non-subsidi yang fleksibel terhadap dinamika pasar global.
Menurut pernyataan resmi Pertamina melalui situs MyPertamina, "Penyesuaian harga BBM non-subsidi dilakukan secara berkala mengikuti harga rata-rata publikasi minyak dunia serta nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat."
Rincian Harga BBM Pertamina di Beberapa Wilayah
Berikut adalah daftar harga BBM Pertamina terbaru yang berlaku di seluruh Indonesia per Kamis, tanggal dua puluh dua bulan Mei tahun dua ribu dua puluh lima:
Pulau Sumatera
Aceh: Pertamax Rp12.700 | Pertamax Turbo Rp13.600 | Dexlite Rp13.650 | Pertamina Dex Rp14.050
Sumatera Barat: Pertamax Rp13.950 | Pertamax Turbo Rp13.900
Riau & Kepulauan Riau: Pertamax Rp12.950 | Pertamax Turbo Rp13.900
Bengkulu & Jambi: Pertamax Rp12.700 | Dexlite Rp13.650
Sumatera Selatan & Lampung: Harga Pertamax Rp12.700 | Turbo Rp13.600
Wilayah Free Trade Zone (FTZ)
Sabang: Pertamax Rp11.700 | Dexlite Rp12.500
Batam: Pertamax Rp11.800 | Pertamax Turbo Rp12.650
DKI Jakarta dan Sekitarnya
DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali:
Pertalite: Rp10.000
Pertamax: Rp12.400
Pertamax Turbo: Rp13.300
Pertamax Green 95: Rp13.150
Dexlite: Rp13.350
Pertamina Dex: Rp13.750
Harga ini tergolong stabil jika dibandingkan dengan beberapa bulan sebelumnya, dan menjadi rujukan nasional dalam menilai harga BBM di wilayah padat penduduk dan pusat perekonomian.
Harga BBM di Wilayah Timur Indonesia dan Kalimantan
Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku mencatat rata-rata harga Pertamax di angka Rp12.700 per liter dan Pertamax Turbo di Rp13.600.
Di Papua dan Papua Barat, harga Pertamax berada di kisaran Rp12.700, namun untuk jenis BBM lain seperti Turbo atau Pertamina Dex tidak tersedia secara merata.
Wilayah timur Indonesia memang kerap menghadapi tantangan distribusi dan logistik, sehingga perbedaan harga dan ketersediaan produk BBM non-subsidi menjadi hal yang umum.
BBM Subsidi Tetap Stabil di Seluruh Wilayah
Meski terjadi penyesuaian pada produk BBM non-subsidi, harga BBM subsidi seperti Pertalite dan Bio Solar tetap dijual dengan harga yang sama di seluruh provinsi. Pertalite dijual seharga Rp10.000 per liter, sementara Bio Solar dipatok pada Rp6.800 per liter, kecuali di beberapa daerah FTZ yang memiliki kebijakan khusus.
Stabilnya harga BBM subsidi ini menjadi bagian dari kebijakan pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendukung sektor transportasi umum serta logistik.
Kebijakan Penyesuaian Harga: Transparan dan Terukur
Pertamina menyatakan bahwa kebijakan penyesuaian harga BBM non-subsidi ini mengacu pada regulasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta mempertimbangkan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat.
Dari sisi regulasi, mekanisme penyesuaian ini didasarkan pada Peraturan Menteri ESDM No. 62 Tahun 2017 tentang Formula Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum dan BBM Khusus Penugasan.
Salah satu perwakilan Pertamina menyebutkan dalam pernyataan di situs resminya, "Penetapan harga telah memperhatikan berbagai faktor termasuk biaya produksi, distribusi, dan pajak daerah yang berbeda di tiap provinsi."
Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga BBM
Ada beberapa faktor utama yang memengaruhi perubahan harga BBM di Indonesia, antara lain:
Harga minyak mentah dunia, yang terus mengalami fluktuasi akibat ketidakpastian geopolitik dan permintaan global.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang memengaruhi biaya impor minyak mentah.
Biaya logistik dan distribusi, khususnya untuk wilayah Indonesia Timur dan daerah terpencil.
Kebijakan fiskal dan pajak daerah, yang turut memengaruhi harga eceran.
Penyesuaian Wajar di Tengah Dinamika Energi Global
Penyesuaian harga BBM non-subsidi oleh Pertamina merupakan langkah adaptif yang diperlukan untuk menjaga kelangsungan pasokan energi nasional di tengah perubahan harga minyak dunia. Konsumen diimbau untuk terus memperbarui informasi resmi melalui kanal-kanal Pertamina atau aplikasi MyPertamina.
Kebijakan ini mencerminkan prinsip transparansi dan efisiensi dalam penyaluran energi, di mana Pertamina tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Indonesia.