Pendidikan

Menag Nasaruddin Umar Pulang dari AS Bawa Sejumlah Kerja Sama Strategis Bidang Pendidikan dan Keagamaan

Menag Nasaruddin Umar Pulang dari AS Bawa Sejumlah Kerja Sama Strategis Bidang Pendidikan dan Keagamaan
Menag Nasaruddin Umar Pulang dari AS Bawa Sejumlah Kerja Sama Strategis Bidang Pendidikan dan Keagamaan

JAKARTA - Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, resmi kembali ke Tanah Air usai menyelesaikan rangkaian kunjungan kerja strategis ke Amerika Serikat. Mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pada Jumat malam, kedatangan Menag disambut sebagai penanda keberhasilan diplomasi pendidikan dan keagamaan yang membuahkan sejumlah kesepakatan penting antara Indonesia dan institusi ternama di Negeri Paman Sam.

Kunjungan yang berlangsung selama beberapa hari ini difokuskan untuk mempererat hubungan internasional dalam bidang keagamaan dan pendidikan, termasuk membuka peluang kolaborasi akademik antara Indonesia dan sejumlah universitas terkemuka di Amerika Serikat. Fokus utama kerja sama ini mencakup pengembangan studi teologi, pendidikan Islam moderat, dan penguatan peran ulama dalam skala global.

“Kami tengah menjajaki peluang kolaborasi akademik yang semakin terbuka lebar,” ujar Menteri Agama Nasaruddin Umar saat menyampaikan keterangan pers sesaat setelah tiba di Indonesia.

Diplomasi Pendidikan di Georgetown University

Salah satu agenda utama Menag selama di AS adalah kunjungan dan pertemuan dengan pimpinan Georgetown University di Washington DC, salah satu perguruan tinggi ternama di bidang studi keislaman dan hubungan internasional. Dalam kunjungan tersebut, Menag Nasaruddin tidak hanya berdiskusi mengenai rencana kerja sama institusional, tetapi juga tampil sebagai pembicara utama dalam forum internasional tentang Islam moderat.

Dalam paparannya, Menag menjelaskan posisi strategis Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar yang berhasil mengembangkan Islam yang damai dan inklusif. “Di Georgetown, kami menjajaki kerja sama dalam pengembangan pendidikan, khususnya karier ulama. Georgetown memiliki studi keislaman yang kuat, didukung oleh tokoh seperti Prof. John Esposito. Mereka berharap Indonesia menjadi pemimpin dalam studi Islam global di masa depan,” kata Nasaruddin.

Menurutnya, kemitraan ini akan menjadi langkah konkret dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai referensi global dalam pembangunan Islam moderat dan inklusif, sekaligus membuka peluang pelatihan dan studi lanjutan bagi para ulama Indonesia di lembaga pendidikan tingkat dunia.

Gelar Doktor Kehormatan dan Penghargaan Internasional

Selain berbicara dalam forum ilmiah, Menag juga menerima penghargaan bergengsi dari Hartford International University berupa gelar Doctor Honoris Causa. Pemberian gelar ini menjadi tonggak sejarah tersendiri karena Menag Nasaruddin menjadi orang Indonesia pertama yang meraih penghargaan tersebut dari lembaga pendidikan tinggi tersebut.

“Penghargaan ini adalah bentuk pengakuan internasional atas peran Indonesia dalam memajukan nilai-nilai keagamaan yang damai dan inklusif. Ini bukan hanya untuk saya, tapi untuk bangsa Indonesia,” ujar Menag dengan penuh haru.

Penghargaan tersebut diberikan atas kontribusinya yang nyata dalam membangun dialog antaragama, mempromosikan Islam moderat, serta memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan lintas batas agama dan budaya. Ini menjadi bukti bahwa peran Indonesia dalam diplomasi keagamaan tidak hanya diakui di kawasan Asia, tetapi juga secara global.

Promosi Sistem Halal dan Perbankan Syariah Indonesia

Tak hanya berkutat pada sektor pendidikan, kunjungan kerja ini juga menjadi ajang promosi sistem keuangan syariah dan produk halal Indonesia. Dalam sebuah konferensi internasional perbankan syariah di Amerika, Menag Nasaruddin kembali didapuk sebagai keynote speaker.

Dalam forum tersebut, ia menekankan bagaimana sistem jaminan produk halal di Indonesia terus berkembang pesat, terutama dalam era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Penjelasan Menag diperkuat oleh kehadiran Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Haikal Hasan, yang turut memaparkan kebijakan terbaru pemerintah dalam menjamin produk halal bagi masyarakat Indonesia dan global.

Forum ini menjadi wadah strategis untuk menampilkan Indonesia sebagai pionir dalam sistem jaminan halal dan memperluas jaringan kerja sama antarnegara dalam pengembangan industri halal global.

Hadir untuk WNI di Luar Negeri

Selain agenda resmi, Menag juga menyempatkan diri bertemu langsung dengan masyarakat Indonesia yang bermukim di New York dan Washington DC. Dalam pertemuan tersebut, salah satu isu utama yang dibahas adalah pernikahan WNI di luar negeri yang kerap mengalami kendala akibat tidak adanya wali nikah.

Kementerian Agama hadir dalam kapasitasnya sebagai representasi negara untuk menjadi wali hakim, demi menjamin legalitas pernikahan WNI di luar negeri, baik secara agama maupun secara hukum negara.

“Ini adalah bentuk kehadiran negara. Kami ingin memastikan bahwa pernikahan WNI di luar negeri sah secara agama dan hukum negara,” tegas Nasaruddin.

Langkah ini diapresiasi oleh masyarakat diaspora karena menunjukkan keseriusan pemerintah dalam melindungi hak-hak warga negara, terutama dalam isu-isu sensitif seperti legalitas pernikahan yang sering dihadapi oleh komunitas Muslim Indonesia di luar negeri.

Memperkuat Posisi Indonesia di Panggung Global

Secara keseluruhan, kunjungan kerja Menag Nasaruddin Umar ke Amerika Serikat dinilai sebagai langkah diplomatik yang strategis dan tepat sasaran. Dengan membawa pulang berbagai bentuk kerja sama, dari pengembangan pendidikan ulama, promosi Islam moderat, pengakuan internasional atas dialog lintas agama, hingga promosi sistem halal dan perbankan syariah, Indonesia menegaskan kembali perannya di kancah global sebagai negara yang berkomitmen pada perdamaian, inklusivitas, dan pembangunan keagamaan berkelanjutan.

Langkah ini juga menjadi cerminan sinergi antara diplomasi budaya, pendidikan, dan agama yang mampu menciptakan pengaruh positif jangka panjang, baik di dalam negeri maupun di komunitas internasional.

Dengan semangat kerja sama dan inklusivitas yang terus diperkuat, Indonesia di bawah kepemimpinan Menteri Agama Nasaruddin Umar semakin menancapkan pijakan sebagai pemimpin dalam studi keislaman dan diplomasi keagamaan dunia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index