JAKARTA - Harga batu bara menunjukkan pergerakan yang melemah pada perdagangan terakhir, dipengaruhi oleh kabar terbaru dari Rusia yang tengah menghadapi tantangan besar di sektor batu bara. Langkah pemerintah Rusia untuk menyelamatkan industri ini menjadi perhatian pasar global.
Harga Batu Bara Turun Di Pasar Internasional
Harga batu bara di pasar internasional mengalami penurunan, terutama untuk kontrak Newcastle dan Rotterdam. Untuk kontrak Juli 2025, harga batu bara Newcastle turun tipis menjadi US$ 110,4 per ton. Sementara itu, harga kontrak Agustus dan September 2025 juga mengalami penurunan masing-masing sebesar US$ 1,35 dan US$ 0,85 per ton.
Pasar Rotterdam juga mencatat pelemahan. Untuk Juli 2025, harga turun US$ 0,25 menjadi US$ 104,55. Kontrak Agustus dan September mengalami koreksi lebih tajam, masing-masing sebesar US$ 1,2, dengan harga turun menjadi US$ 101,5 dan US$ 102,4 per ton.
Krisis Batu Bara Rusia Jadi Sorotan
Kondisi sektor batu bara Rusia menjadi sorotan setelah kehilangan sebagian besar pasar ekspor ke Eropa akibat sanksi internasional. Situasi ini diperparah dengan turunnya harga batu bara global yang mempersempit ruang gerak pelaku industri di negara tersebut.
Dikutip dari The Moscow Times, pemerintah Rusia kini bersiap untuk memberikan paket bantuan keuangan yang signifikan demi mempertahankan keberlangsungan industri ini.
Langkah Pemerintah Rusia Dalam Menyelamatkan Industri
Pemerintah Rusia menyiapkan dana bantuan sebesar 63 miliar rubel atau setara US$ 802 juta guna menyelamatkan sektor batu bara yang terdampak. Bantuan ini mencakup penangguhan pembayaran pajak ekstraksi mineral dan beberapa iuran asuransi hingga akhir November 2025.
Selain itu, pelaku industri juga akan diberikan tenggat waktu tambahan untuk melunasi tunggakan pajak mereka. Kementerian Energi Rusia akan menentukan perusahaan mana saja yang berhak menerima bantuan.
Kerugian Besar Mengancam Puluhan Perusahaan
Data terbaru menyebutkan bahwa lebih dari 50 perusahaan batu bara di Rusia berada di ambang kebangkrutan. Total kerugian yang tercatat pada industri ini diperkirakan mencapai US$ 4 miliar sepanjang tahun berjalan.