Rekrutmen Petugas Haji 2026 Dimulai November dengan Pelatihan

Rabu, 01 Oktober 2025 | 14:08:13 WIB
Rekrutmen Petugas Haji 2026 Dimulai November dengan Pelatihan

JAKARTA - Kesiapan petugas haji menjadi perhatian utama pemerintah dalam menyambut musim haji 1447 Hijriah atau tahun 2026 Masehi. Setelah banyaknya masukan dari jemaah terkait pelayanan petugas di lapangan, Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) Republik Indonesia memastikan bahwa proses rekrutmen petugas haji kali ini akan lebih selektif, diikuti dengan pelatihan intensif sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci.

Menteri Haji dan Umrah RI, Dahnil Anzar Simanjuntak, menegaskan bahwa rekrutmen akan dimulai pada November 2025. “Nanti kami melakukan rekrutmen terhadap petugas haji itu mungkin dimulai di bulan-bulan November,” ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Kemenhaj, Jakarta Pusat, Selasa (30 September 2025).

Pelatihan Intensif Sebelum Keberangkatan

Para petugas yang lolos seleksi tidak serta-merta langsung bertugas. Mereka diwajibkan menjalani pelatihan intensif di barak (embarkasi haji) selama tiga hingga empat minggu. Menurut Dahnil, langkah ini penting untuk menjawab keluhan yang selama ini muncul dari jemaah haji terkait kurang maksimalnya pelayanan petugas.

“Mereka harus masuk barak selama kurang lebih tiga sampai empat minggu. Kenapa? Karena memang ada keluhan banyak terkait para petugas haji yang tidak melaksanakan tugasnya,” jelas Dahnil.

Pelatihan tersebut mencakup tiga aspek utama: ketahanan fisik, pemahaman dasar fikih haji, serta penguasaan bahasa Arab dasar. Tujuannya agar petugas tidak hanya memiliki kemampuan fisik untuk mendampingi jemaah, tetapi juga memahami tata cara ibadah haji dan bisa berkomunikasi sederhana dengan pihak terkait di Arab Saudi.

“Supaya secara fisik mereka kuat, minimal kuat jalan, kuat gendong. Fisik dasar haji juga penting ketika petugas ditanya, mereka paham. Kemudian bahasa Arab dasar,” tambah Dahnil.

Upaya Meningkatkan Pelayanan Jemaah

Kebijakan ini merupakan bagian dari langkah strategis Kemenhaj untuk meningkatkan kualitas pelayanan haji. Selama ini, petugas haji kerap menerima kritik karena dinilai kurang tanggap terhadap kebutuhan jemaah, baik terkait masalah kesehatan, logistik, maupun pendampingan ibadah.

Dengan pelatihan fisik, petugas diharapkan mampu menghadapi kondisi medan di Tanah Suci yang menuntut stamina tinggi, seperti saat mendampingi jemaah di Mina, Arafah, dan Muzdalifah. Sementara itu, pemahaman fikih dasar akan memperkuat kemampuan mereka menjawab pertanyaan jemaah terkait ibadah haji yang sering kali muncul di lapangan.

Tak kalah penting, kemampuan bahasa Arab dasar juga akan membantu petugas dalam menjalin komunikasi dengan pihak penyedia layanan di Arab Saudi, termasuk syarikah dan otoritas setempat.

Kuota Haji 2026 Tetap 221.000 Jemaah

Selain soal rekrutmen petugas, Dahnil juga memastikan bahwa kuota jemaah haji Indonesia pada 2026 tidak mengalami perubahan. Total kuota tetap 221.000 orang, terdiri dari 203.000 jemaah reguler (92 persen) dan sekitar 17.000 jemaah haji khusus (8 persen).

“92 persennya untuk jemaah haji reguler, 8 persennya untuk jemaah haji khusus. Artinya ada sekitar 203.000 untuk reguler, kemudian sekitar kurang lebih 17.000an untuk jemaah haji khusus,” terang Dahnil.

Dengan kuota yang tetap, pemerintah menekankan pentingnya efisiensi dalam pengelolaan, terutama melalui optimalisasi kinerja petugas yang mendampingi para jemaah.

Dua Syarikah Utama di Musim Haji 2026

Pada musim haji mendatang, hanya ada dua perusahaan penyedia layanan (syarikah) yang akan bertanggung jawab dalam melayani jemaah haji Indonesia. Keduanya adalah Rakeen Mashariq Al Mutamayizah Company For Pilgrim Service dan Albait Guest.

Keberadaan syarikah ini sangat menentukan kenyamanan dan kelancaran jemaah selama di Tanah Suci, mulai dari penyediaan transportasi, akomodasi, hingga layanan logistik lainnya. Oleh karena itu, kerja sama antara syarikah, petugas haji, dan otoritas Saudi harus berjalan harmonis agar pengalaman ibadah jemaah tetap lancar.

Antisipasi Hoaks dan Informasi Palsu

Menjelang rekrutmen resmi, Dahnil juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap informasi palsu atau lowongan kerja petugas haji yang beredar di media sosial. Ia menegaskan bahwa pengumuman resmi hanya akan dilakukan melalui kanal resmi Kemenhaj.

“Marak loker petugas haji di medsos, itu hoaks,” tegasnya.

Kemenhaj menilai pentingnya transparansi dalam proses seleksi, agar yang terpilih benar-benar individu yang memenuhi kriteria fisik, mental, dan spiritual untuk mendampingi jemaah di Tanah Suci.

Harapan untuk Penyelenggaraan Haji 2026

Dengan berbagai persiapan tersebut, diharapkan musim haji 2026 dapat berjalan lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Rekrutmen yang lebih selektif, pelatihan intensif, serta dukungan dari syarikah terpercaya diyakini akan meningkatkan kualitas pelayanan dan kenyamanan bagi jemaah haji Indonesia.

Kebijakan ini juga sejalan dengan komitmen pemerintah untuk terus menyempurnakan tata kelola penyelenggaraan ibadah haji, sekaligus memastikan bahwa keberangkatan ke Tanah Suci benar-benar menjadi pengalaman ibadah yang khusyuk dan berkesan bagi seluruh jemaah.

Terkini