Bapanas Awasi Gudang Bulog, Pastikan Beras Aman dan Berkualitas

Jumat, 03 Oktober 2025 | 12:39:59 WIB
Bapanas Awasi Gudang Bulog, Pastikan Beras Aman dan Berkualitas

JAKARTA - Menjaga kualitas pangan, khususnya beras, menjadi salah satu prioritas utama pemerintah. Itulah yang mendorong Badan Pangan Nasional (Bapanas) menurunkan tim untuk melakukan pengecekan langsung ke sejumlah gudang milik Perum Bulog di berbagai daerah. Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menegaskan bahwa langkah ini merupakan upaya memastikan beras yang disalurkan kepada masyarakat benar-benar dalam kondisi baik, layak konsumsi, dan tetap aman.

“Badan Pangan kirim tim ke Bulog untuk cek secara random. Apalagi, gudangnya ada 1.580,” ujar Arief dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

Fokus pada Kualitas Cadangan Beras Pemerintah

Arief menekankan, cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola Bulog harus selalu berada pada kualitas terbaik. Apalagi, beras tersebut digunakan dalam dua program utama: bantuan pangan serta Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Menurutnya, distribusi beras melalui program bantuan pangan dan SPHP beras tidak boleh diwarnai dengan masalah kualitas. “Intinya, kalau beras yang dibagikan ke masyarakat harus bagus. Tidak boleh alasan apapun. Jadi, Badan Pangan Nasional menugaskan Bulog untuk menyalurkan bantuan pangan. Itu harus bagus. Lalu, pelaksanaan SPHP beras juga harus bagus. Tidak boleh ada yang kualitasnya jelek,” tegas Arief.

Tantangan di Gudang Penyimpanan

Dalam gudang penyimpanan beras, terdapat berbagai jenis stok: mulai dari stok lama, stok baru, hingga beras yang membutuhkan perlakuan khusus. Namun, Arief menegaskan bahwa ketika sampai di tangan konsumen, kualitas beras harus terjaga. “Tapi, kalau sampai ke customer harus bagus. Harus aman juga,” katanya.

Untuk itu, ia meminta seluruh jajaran Bulog—dari direksi hingga pimpinan wilayah (pimwil) dan pimpinan cabang (pimca)—agar benar-benar memperhatikan mutu stok beras sebelum disalurkan.

Perlu Pemrosesan Ulang

Arief juga mendorong adanya tahapan pemrosesan ulang (reprocessing) terhadap stok beras yang perlu diperbaiki kualitasnya. “Saya sudah komunikasi sama teman-teman Bulog. Tidak boleh ada beras yang jelek yang sampai keluar. Tapi, kalau di gudang Bulog itu kan pasti ada yang perlu diproses, kan ada tahapannya. Tahapannya di reprocess dulu,” jelasnya.

Menjadi Penyangga di Tengah Produksi yang Fluktuatif

Stok beras di gudang Bulog bukan hanya untuk kebutuhan harian, melainkan juga berperan strategis dalam menjaga stabilitas harga ketika produksi dan konsumsi tidak seimbang. Menurut Arief, periode November 2025 hingga Februari 2026 diprediksi menjadi masa kritis karena produksi beras tidak setinggi bulan-bulan sebelumnya. Kondisi ini bisa menyebabkan lonjakan harga.

“Stok Bulog yang tersedia saat ini diproyeksikan menjadi penyangga penting untuk menutup kekurangan tersebut hingga memasuki panen raya, sehingga pasokan beras ke masyarakat tetap aman dan stabil,” ungkapnya.

Antisipasi Menjelang Panen Raya

Arief juga mengingatkan pentingnya manajemen stok yang bijak. Ia tidak ingin beras di gudang menumpuk tanpa disalurkan, karena mulai Maret hingga April pemerintah harus bersiap menyerap hasil panen petani dalam negeri.

“Dan, saya juga wanti-wanti. Jangan sampai stok ini tidak keluar, karena nanti di bulan Maret, April, waktunya menyerap panen hasil produksi dalam negeri,” tuturnya.

Target Penyaluran SPHP

Bapanas menargetkan penyaluran beras SPHP mencapai 1,3 juta ton hingga akhir 2025. Hingga kini, realisasi baru sekitar 422 ribu ton dari awal tahun. Artinya, masih ada sekitar 1 juta ton lagi yang harus disalurkan sampai Desember 2025.

“Pokoknya target (penyaluran beras) SPHP 1,3 juta ton harus diselesaikan. Masih sekitar 1 juta ton lagi sampai Desember 2025. Realisasi SPHP hari ini dari awal tahun sudah 422 ribu ton,” kata Arief.

Beras Berkualitas untuk Rakyat

Langkah Bapanas mengirimkan tim pengecekan ke gudang Bulog bukan sekadar prosedur administratif, tetapi bagian dari komitmen besar pemerintah menjaga pangan rakyat. Dengan total lebih dari 1.580 gudang yang tersebar di seluruh Indonesia, pengawasan berlapis menjadi penting agar tidak ada celah beras berkualitas rendah masuk ke pasar maupun bantuan sosial.

Ke depan, strategi ini diharapkan dapat memperkuat peran Bulog sebagai penjaga stabilitas pangan nasional. Arief menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa setiap butir beras yang sampai ke masyarakat harus bermutu baik, sehat, dan mampu mendukung kebutuhan pokok warga di seluruh penjuru negeri.

Terkini