Lanal Bengkulu Kerahkan Rigid Buoyancy Boat Atasi Krisis Transportasi ke Pulau Enggano

Rabu, 16 April 2025 | 08:28:05 WIB
Lanal Bengkulu Kerahkan Rigid Buoyancy Boat Atasi Krisis Transportasi ke Pulau Enggano

JAKARTA – Krisis transportasi laut akibat pendangkalan pintu alur Pelabuhan Pulau Baai yang memaksa KMP. Pulau Tello lego jangkar di luar alur pelabuhan, memicu keresahan masyarakat yang hendak menyeberang ke Pulau Enggano. Merespons situasi ini, Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Bengkulu bergerak cepat dengan solusi konkret: mengerahkan Rigid Buoyancy Boat (RBB) untuk menjembatani keterbatasan akses.

Langkah sigap ini dilakukan pada Selasa (15/4/2025) sebagai bentuk tanggung jawab TNI AL dalam menjaga keselamatan dan kelancaran aktivitas masyarakat pesisir, khususnya yang bergantung pada konektivitas laut menuju Pulau Enggano, salah satu pulau terluar Indonesia.

Dengan menggunakan RBB—alat apung andalan Lanal Bengkulu yang memiliki kecepatan dan kelincahan manuver di perairan—personel TNI AL berhasil membantu warga dan barang bawaan mereka menyeberang ke KMP. Pulau Tello. Kapal tersebut tidak dapat merapat ke dermaga akibat alur pelabuhan yang semakin dangkal dan belum mengalami pengerukan maksimal.

Komandan Lanal Bengkulu, Letkol Laut (P) Octo Manurung, S.T., menegaskan bahwa tindakan cepat ini merupakan wujud komitmen Lanal Bengkulu untuk selalu hadir di tengah kesulitan masyarakat. Ia menekankan bahwa TNI AL senantiasa siap siaga memberikan solusi atas kendala transportasi yang timbul akibat faktor geografis maupun teknis pelabuhan.

"Lanal Bengkulu akan terus berupaya memberikan yang terbaik bagi masyarakat Bengkulu. Kami selalu siap membantu dalam kondisi apa pun, termasuk situasi darurat seperti pendangkalan pelabuhan yang menghambat aktivitas pelayaran," ujar Letkol Laut (P) Octo Manurung.

Menurutnya, kehadiran RBB bukan hanya sebagai sarana transportasi alternatif, tetapi juga sebagai simbol kesiapsiagaan dan empati TNI AL terhadap kebutuhan masyarakat pesisir yang selama ini kerap menghadapi tantangan logistik.

Kondisi Pelabuhan Pulau Baai memang menjadi perhatian serius, terutama karena merupakan pelabuhan utama yang melayani rute vital menuju Pulau Enggano. Pendangkalan di pintu alur pelabuhan membuat kapal berukuran besar kesulitan untuk merapat, sehingga aktivitas bongkar muat dan penumpang harus dilakukan di tengah laut menggunakan kapal penghubung.

Warga yang hendak menuju Pulau Enggano pun mengaku terbantu dengan inisiatif Lanal Bengkulu. Salah seorang penumpang, Reni (37), mengatakan bahwa sebelumnya mereka sempat kebingungan karena tidak bisa naik ke kapal utama.

"Kami bersyukur sekali ada bantuan dari TNI AL. Kalau tidak, kami tidak tahu bagaimana bisa naik ke kapal. Perjalanan ke Enggano sangat penting bagi kami, dan ini betul-betul membantu," ujarnya.

Selain mengatasi hambatan sementara, tindakan ini juga menjadi pengingat perlunya perhatian lebih dari pihak terkait untuk mempercepat perbaikan dan normalisasi alur pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai. Tanpa pengerukan yang memadai, gangguan transportasi laut akan terus terjadi dan berpotensi mengganggu mobilitas masyarakat, distribusi logistik, dan sektor ekonomi lokal.

Letkol Octo Manurung menambahkan bahwa Lanal Bengkulu akan terus berkoordinasi dengan instansi pemerintah daerah dan otoritas pelabuhan untuk mencari solusi jangka panjang. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjamin keamanan dan aksesibilitas wilayah kepulauan seperti Enggano.

"Kami tidak bisa bekerja sendiri. Butuh sinergi antara pemerintah daerah, pelabuhan, dan instansi terkait lainnya untuk memastikan konektivitas laut tetap terjaga," tegasnya.

Keberhasilan operasi bantuan RBB ini juga menegaskan profesionalisme personel Lanal Bengkulu dalam menjalankan tugas kemanusiaan. Di tengah kondisi alam yang menantang, mereka tetap menjaga disiplin dan dedikasi untuk memastikan keselamatan warga.

Dengan langkah cepat ini, Lanal Bengkulu sekali lagi menunjukkan peran strategisnya sebagai penjaga laut Nusantara yang tak hanya menjaga kedaulatan, tetapi juga menjadi garda depan dalam pelayanan masyarakat maritim. Kini, harapan tertuju pada percepatan revitalisasi Pelabuhan Pulau Baai agar krisis serupa tidak terulang di masa mendatang.

Terkini