Mengungkap Alasan Mengapa Perawatan ke Dokter Gigi Bisa Mahal: Perkembangan Teknologi dan Tantangan Infrastruktur

Jumat, 09 Mei 2025 | 11:01:34 WIB
Mengungkap Alasan Mengapa Perawatan ke Dokter Gigi Bisa Mahal: Perkembangan Teknologi dan Tantangan Infrastruktur

JAKARTA - Perawatan kesehatan gigi semakin kompleks dengan munculnya berbagai teknologi baru yang menawarkan kemudahan dan keakuratan. Meskipun memberikan manfaat besar bagi pasien, teknologi ini juga membawa konsekuensi yang cukup mahal, baik bagi pasien maupun para profesional medis itu sendiri. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi di dunia kedokteran gigi, khususnya dalam bidang digital dental, telah membawa perubahan besar. Hal ini memengaruhi kualitas perawatan yang diterima pasien, sekaligus menambah biaya layanan medis.

Perkembangan Teknologi Kedokteran Gigi yang Pesat

Peningkatan teknologi dalam dunia kedokteran gigi sangat pesat, terutama dengan hadirnya perangkat digital canggih yang berperan penting dalam diagnosis dan prosedur medis. Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah penggunaan teknologi digital dental. Teknologi ini memungkinkan dokter gigi untuk mendiagnosis masalah kesehatan gigi pasien dengan lebih cepat dan akurat. Di samping itu, penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) dalam pengolahan data pasien memungkinkan diagnosis yang lebih presisi, serta perencanaan perawatan yang lebih efektif.

Namun, meskipun teknologi ini menawarkan banyak manfaat, ada harga yang harus dibayar. Seiring dengan semakin canggihnya alat-alat kedokteran gigi, biaya perawatan pun semakin meningkat. Dr. drg. Usman Sumantri, MSc, Ketua Umum Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB-PDGI), mengungkapkan dalam konferensi pers pada Kamis, 8 Mei 2025, bahwa, "Teknologi itu menjadi begitu penting dan pesat karena sekarang digital dental itu juga berkembang. Termasuk mulai AI ya. Kadang alat-alat kedokteran gigi itu sangat canggih dan cenderung mendorong pada biaya mahal karena itu memang ke depan kaitannya juga sama kesejahteraan dokter juga."

Menurut Dr. Usman, penggunaan teknologi modern dalam bidang kedokteran gigi dapat mengoptimalkan pelayanan bagi pasien. Namun, kecanggihan alat-alat tersebut tentunya juga mengharuskan para dokter gigi untuk menanggung biaya yang lebih besar, yang kemudian berimbas pada biaya perawatan yang harus dibayar pasien.

Pengaruh Teknologi pada Biaya Perawatan Gigi

Dengan semakin banyaknya alat kedokteran gigi yang menggunakan teknologi tinggi, biaya untuk membeli dan memelihara perangkat-perangkat ini juga semakin tinggi. Alat-alat digital canggih, seperti mesin pemindai 3D, sistem komputer untuk perencanaan prosedur, serta perangkat berbasis AI yang digunakan untuk diagnosis, mengharuskan para dokter gigi untuk mengeluarkan investasi yang tidak sedikit. Selain itu, pelatihan untuk mengoperasikan alat-alat ini juga membutuhkan waktu dan biaya, yang pada akhirnya memengaruhi tarif layanan medis.

Di sisi lain, teknologi digital ini membantu dokter gigi melakukan diagnosa yang lebih cepat dan akurat, mengurangi risiko kesalahan manusia, serta mempercepat proses pemulihan pasien. Oleh karena itu, meskipun biaya perawatan menjadi lebih tinggi, manfaat yang diterima oleh pasien juga jauh lebih optimal.

Tantangan Terkait Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Salah satu tantangan yang dihadapi dalam penerapan teknologi canggih di dunia kedokteran gigi adalah keterbatasan dalam jaminan biaya, terutama dalam kaitannya dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Biaya layanan kedokteran gigi yang semakin mahal sering kali tidak terjangkau oleh banyak masyarakat, terutama di luar kota besar. Oleh karena itu, meskipun sudah ada jaminan kesehatan, tarif untuk layanan kesehatan gigi masih belum optimal. Pemerintah bersama pihak terkait, diharapkan dapat terus berupaya memperbaiki sistem layanan kesehatan gigi melalui JKN agar lebih terjangkau bagi semua kalangan.

Dr. Usman juga menambahkan, "Meskipun ada berbagai tantangan, dokter gigi berharap dengan pendekatan yang lebih promosi dan preventif, mereka bisa bergerak lebih banyak ke arah pencegahan. Pendekatan ini dinilai akan memberikan dampak positif bagi kualitas pelayanan kesehatan gigi, baik untuk masyarakat maupun para tenaga medis."

Teledentistry: Solusi untuk Daerah Terpencil

Salah satu solusi yang diusulkan untuk mengatasi masalah akses terhadap layanan kesehatan gigi, terutama di daerah terpencil atau perbatasan, adalah teledentistry. Layanan kesehatan gigi jarak jauh ini memungkinkan pasien untuk berkonsultasi dengan dokter gigi melalui platform digital, tanpa harus datang langsung ke klinik atau rumah sakit.

“Manfaat AI lebih mempermudah dokter ke arah diagnostik. Mempermudah dokter memberikan berbagai informasi ke pasien. Teledentistry, kita bisa melayani pasien jarak jauh. Apalagi ini sangat penting buat daerah terpencil atau perbatasan. Dokternya nggak ada, cuma sedikit. Masyarakatnya tersebar. Teledentistry menjadi jalan keluar,” ujar Dr. Usman.

Teledentistry menawarkan solusi bagi mereka yang tinggal di daerah dengan keterbatasan infrastruktur medis. Namun, seperti yang disampaikan Dr. Usman, salah satu kendala terbesar dalam penerapan teledentistry di Indonesia adalah masalah infrastruktur, terutama kualitas internet yang belum merata. Tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, pengembangan layanan teledentistry ini akan sulit terwujud secara maksimal.

Penyelenggaraan IDEC 2025 sebagai Wadah Pembahasan Teknologi Kedokteran Gigi

Sebagai bagian dari upaya untuk memperkenalkan dan memperdalam pemahaman mengenai perkembangan teknologi dalam dunia kedokteran gigi, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) bersama PT Traya Eksibisi Internasional dan Koelnmesse Pte Ltd akan menyelenggarakan Dental Exhibition & Conference (IDEC) 2025. Acara ini dijadwalkan berlangsung pada 14-16 November 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC). IDEC 2025 diharapkan menjadi wadah bagi para profesional kedokteran gigi untuk bertukar ilmu dan pengalaman mengenai teknologi terkini di bidang gigi, serta membahas berbagai tantangan yang dihadapi oleh para dokter gigi dalam meningkatkan kualitas perawatan.

Perawatan gigi yang semakin mahal menjadi masalah yang perlu diperhatikan, terutama di tengah kemajuan teknologi yang kian pesat. Meskipun biaya perawatan yang lebih tinggi dapat memberikan layanan yang lebih baik dan efisien, tantangan terkait akses, biaya, dan infrastruktur masih harus dihadapi, terutama di daerah-daerah terpencil. Dengan adanya solusi seperti teledentistry dan peningkatan kesadaran akan pentingnya pencegahan, sektor kedokteran gigi di Indonesia berpotensi menjadi lebih berkembang dan lebih terjangkau bagi masyarakat.

Terkini

Menikmati Kuliner dan Panorama Indah Danau Toba

Kamis, 02 Oktober 2025 | 13:57:00 WIB

Menikmati Kuliner Lezat dan Suasana Asri Bawen

Kamis, 02 Oktober 2025 | 13:56:58 WIB

Persib Bandung Raih Kemenangan Perdana di ACL

Kamis, 02 Oktober 2025 | 13:56:57 WIB

Valentino Rossi Masih Jadi Misteri di Mandalika 2025

Kamis, 02 Oktober 2025 | 13:56:56 WIB