Wijaya Karya

Wijaya Karya Optimistis Genjot Proyek Strategis Nasional Meski Skema Pendanaan Berganti

Wijaya Karya Optimistis Genjot Proyek Strategis Nasional Meski Skema Pendanaan Berganti
Wijaya Karya Optimistis Genjot Proyek Strategis Nasional Meski Skema Pendanaan Berganti

JAKARTA - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menunjukkan komitmen kuat untuk menuntaskan berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah menjadi bagian dari tanggung jawab perseroan. Perusahaan konstruksi milik negara ini tetap optimistis menghadapi perubahan skema dukungan pendanaan dari pemerintah, yang sebelumnya berbentuk Penyertaan Modal Negara (PMN) bersumber dari APBN, kini dialihkan melalui skema Danantara.

Perubahan ini tidak menjadi hambatan berarti bagi WIKA. Justru, perusahaan menunjukkan sikap adaptif dan percaya diri dalam menyikapi transisi kebijakan, sembari terus melanjutkan penyelesaian proyek-proyek vital di berbagai daerah.

Proyek Prioritas Terus Dilanjutkan Sesuai Target

Menerima PMN sebesar Rp6 triliun pada tahun anggaran sebelumnya, WIKA telah mengalokasikan dana tersebut untuk mendukung pelaksanaan 29 Proyek Strategis Nasional. Beberapa proyek besar yang masuk dalam daftar prioritas penggunaan dana tersebut antara lain pembangunan Jalan Tol Serang–Panimbang Seksi 1, 2, dan 3 di Banten, proyek LPG Refrigerated di Tuban, pembangunan Smelter Manyar di Gresik, serta pembangunan Tol Ibu Kota Negara (IKN) pada Segmen 3B-2 Kariangau–Tempadung.

Corporate Secretary WIKA, Ngantemin, menjelaskan bahwa pendanaan tersebut telah diarahkan secara tepat sasaran guna menunjang pembangunan infrastruktur nasional. Ia juga menekankan bahwa kepercayaan dari pemerintah melalui penyaluran PMN menjadi modal penting bagi WIKA dalam menuntaskan proyek-proyek tersebut.

WIKA menilai bahwa meskipun skema pendanaan melalui Danantara akan menjadi tumpuan ke depan, proyek-proyek yang saat ini berjalan tetap bergantung pada dukungan PMN yang telah diterima sebelumnya.

Fokus Penyelesaian Proyek Berjalan Di Berbagai Wilayah

Perusahaan terus berkomitmen menyelesaikan berbagai proyek konstruksi besar yang saat ini dalam tahap pengerjaan. Beberapa di antaranya menunjukkan progres yang signifikan dan diharapkan selesai tepat waktu.

Proyek Jaringan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 1 dan 3 Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN telah mencapai penyelesaian sekitar 44%. Sementara itu, proyek EPC Coal Handling TLS 6 & 7 telah mencapai 40% penyelesaian. Tol Jakarta–Cikampek juga menunjukkan progres menjanjikan dengan tingkat penyelesaian mencapai 68%, dan proyek Tol Semarang–Demak sudah 66% rampung.

Ngantemin memastikan bahwa tim proyek di lapangan bekerja secara optimal untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan. Ia juga menambahkan bahwa sinergi antara manajemen proyek, tenaga kerja, dan para pemangku kepentingan menjadi kunci keberhasilan eksekusi proyek di lapangan.

Dukungan PMN Jadi Pondasi Penting Tahap Awal

PMN yang telah diterima WIKA sebelumnya masih menjadi tulang punggung dalam membiayai proyek-proyek PSN yang tengah berlangsung. Pendanaan tersebut telah dimanfaatkan untuk menyelesaikan pekerjaan fisik di berbagai sektor, baik jalan tol, sarana industri strategis, maupun infrastruktur di kawasan ibu kota baru.

Dalam pengelolaannya, WIKA juga menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas agar penggunaan dana negara dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Ini penting guna menjaga kepercayaan pemerintah dan publik terhadap BUMN sektor konstruksi ini.

Meski ke depan PMN tidak lagi menjadi skema utama, WIKA telah menyiapkan langkah strategis untuk menyesuaikan pola pendanaan proyek, termasuk dalam memaksimalkan skema Danantara yang diinisiasi pemerintah.

Adaptasi Terhadap Skema Danantara Sebagai Langkah Lanjutan

Menyambut era baru pembiayaan proyek strategis melalui skema Danantara, WIKA menyatakan kesiapan penuh untuk beradaptasi. Perusahaan menilai bahwa perubahan ini merupakan bagian dari reformasi pengelolaan pendanaan proyek infrastruktur nasional agar lebih efisien dan berkelanjutan.

Danantara sendiri merupakan skema pembiayaan yang berbasis pada pengelolaan aset negara secara produktif dan berorientasi investasi. Dengan demikian, BUMN seperti WIKA diharapkan dapat mengakses pendanaan secara lebih fleksibel namun tetap bertanggung jawab terhadap kinerja keuangannya.

Ngantemin menegaskan bahwa WIKA memandang Danantara sebagai peluang untuk memperkuat fundamental bisnis. Oleh karena itu, internal perusahaan sedang melakukan penyesuaian struktur dan strategi operasional agar dapat memanfaatkan skema baru ini secara maksimal.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index