JAKARTA - Manchester United memulai langkah serius menyambut musim 2025/2026 dengan menggelar tur pramusim di Amerika Serikat. Dalam agenda ini, tim berjuluk Setan Merah dijadwalkan menghadapi tiga tim sesama kontestan Premier League. Rangkaian pertandingan akan digelar di tiga kota besar, menjadi bagian dari upaya pelatih Ruben Amorim untuk membentuk komposisi ideal tim utama dan mempercepat adaptasi pemain baru.
Dengan membawa 32 pemain, termasuk rekrutan anyar Bryan Mbeumo dan Matheus Cunha, Amorim menunjukkan bahwa tur ini tak sekadar pemanasan, melainkan fase penting dalam proyek barunya bersama klub. Tiga lawan yang akan dihadapi Manchester United adalah West Ham, Bournemouth, dan Everton — semuanya tim yang cukup familiar dalam persaingan Liga Inggris.
Tantangan Pertama di New Jersey Melawan West Ham
Laga pembuka tur ini akan mempertemukan Manchester United dan West Ham United di MetLife Stadium, New Jersey. Pertandingan dijadwalkan berlangsung pada Minggu pukul 06.00 WIB. Venue yang berkapasitas lebih dari 80.000 penonton ini siap menjadi saksi awal eksperimen taktik Ruben Amorim bersama pasukan anyarnya.
Pertemuan dengan West Ham juga akan menarik mengingat rekam jejak pertemuan kedua klub yang selalu kompetitif di Premier League. Meskipun hanya bertajuk laga uji coba, pertandingan ini tetap menjadi panggung pembuktian bagi pemain-pemain muda serta penggawa baru seperti Matheus Cunha yang digadang-gadang akan menambah variasi serangan Setan Merah.
Tak hanya itu, ujian ini akan memperlihatkan bagaimana Amorim menyusun formasi dan mengintegrasikan gaya permainan barunya ke dalam tubuh tim, yang dikenal selama ini dengan transisi cepat dan penguasaan bola dominan.
Soldier Field Jadi Saksi Pertarungan Kontra Bournemouth
Laga kedua Manchester United dalam tur ini akan digelar di Soldier Field, Chicago. Lawan yang dihadapi adalah Bournemouth, salah satu tim yang mampu memberikan kejutan di musim lalu dengan pola permainan agresif dan pertahanan yang disiplin. Pertandingan ini dijadwalkan pada Kamis pukul 08.30 WIB, menjadi lanjutan dari adaptasi taktik dan komposisi pemain.
Soldier Field yang identik sebagai kandang Chicago Bears di NFL, kini disulap menjadi panggung bagi duel sepak bola khas Inggris di tengah atmosfer Amerika. Selain uji taktik, laga ini juga akan jadi kesempatan melihat bagaimana para pemain lapis kedua bersaing untuk mencuri perhatian Amorim.
Dalam pertandingan ini, perhatian juga akan tertuju pada Bryan Mbeumo, pemain baru yang diyakini akan memberi warna baru di sektor sayap United. Kemampuannya dalam mengelola bola dan mobilitas tinggi diharapkan memberi pengaruh positif dalam proses transisi serangan.
Penutup Tur di Atlanta Kontra Everton
Tur pramusim Manchester United akan ditutup dengan pertandingan melawan Everton di Mercedes-Benz Stadium, Atlanta, pada Minggu pukul 04.00 WIB. Arena megah yang menjadi kandang Atlanta United ini menjadi lokasi strategis penutup tur karena kapasitasnya dan atmosfer pertandingan yang mendukung.
Laga ini diyakini akan menampilkan formasi yang lebih mendekati tim inti Manchester United untuk musim kompetisi 2025/2026. Setelah dua pertandingan awal sebagai ajang eksperimen dan rotasi, Amorim diperkirakan mulai mengerucutkan komposisi pemain untuk mendapatkan ritme kompetitif.
Everton sendiri dikenal sebagai tim yang kuat secara fisik dan mampu memberi tekanan tinggi sejak awal laga. Tantangan semacam ini akan sangat membantu United dalam mempersiapkan diri menghadapi jadwal padat Premier League yang sudah menanti di depan mata.
Akses Penonton dan Harapan dari Tur Pramusim
Salah satu kelebihan dari tur kali ini adalah akses siaran langsung melalui kanal resmi klub, MUTV, yang memungkinkan para penggemar Manchester United di seluruh dunia menyaksikan setiap detik laga kecuali bagi penonton di wilayah Amerika Serikat yang tunduk pada aturan siar lokal.
Dengan minat tinggi dari fans global, tur ini menjadi lebih dari sekadar agenda olahraga. Ini adalah sarana promosi, pemanasan taktik, serta pembangunan koneksi antara pemain dan para pendukung. Melalui momen ini, ekspektasi terhadap kiprah Ruben Amorim juga mulai terbentuk, terutama dalam menentukan filosofi permainan serta kepemimpinan di lapangan.