Pesawat

Insiden Ban Pecah, Pesawat Garuda Mendarat Darurat di Bandara RHF Tanjungpinang: 263 Penumpang Selamat

Insiden Ban Pecah, Pesawat Garuda Mendarat Darurat di Bandara RHF Tanjungpinang: 263 Penumpang Selamat
Insiden Ban Pecah, Pesawat Garuda Mendarat Darurat di Bandara RHF Tanjungpinang: 263 Penumpang Selamat

JAKARTA — Sebuah pesawat milik maskapai Garuda Indonesia dengan rute Jakarta–Tanjungpinang mengalami insiden saat mendarat di Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang, Kepulauan Riau, pada Rabu pagi sekitar pukul 08.20 WIB. Insiden terjadi akibat ban pesawat yang diduga pecah saat proses pendaratan (landing), mengakibatkan penundaan penerbangan lanjutan.

Dalam insiden tersebut, sebanyak 263 penumpang yang berada dalam pesawat dilaporkan selamat dan tidak mengalami luka. Otoritas bandara dan pihak maskapai segera melakukan evakuasi penumpang dan pengecekan teknis terhadap pesawat untuk memastikan keamanan lebih lanjut.

Investigasi Masih Berlangsung

General Manager Garuda Indonesia Tanjungpinang, Ikhsan, mengonfirmasi bahwa pesawat mengalami masalah pada bagian ban saat proses pendaratan. Meski demikian, ia belum dapat memastikan penyebab pasti dari kerusakan tersebut karena investigasi masih dilakukan oleh tim teknis Garuda Indonesia.

"Ada 263 penumpang. Pesawat mengalami kerusakan di bagian ban," ujar Ikhsan kepada Batam Pos.
"Apakah ban benar-benar pecah atau hanya rusak, kami belum bisa pastikan. Tim kami masih melakukan pengecekan menyeluruh terhadap pesawat," lanjutnya.

Ikhsan menambahkan bahwa sebagai langkah antisipasi, seluruh bagian pesawat akan diperiksa secara menyeluruh sebelum kembali dioperasikan. Pemeriksaan menyeluruh dianggap perlu untuk memastikan keselamatan penerbangan berikutnya.

Penerbangan Lanjutan Tertunda

Akibat dari insiden ini, jadwal penerbangan lanjutan yang seharusnya dilakukan pesawat Garuda pada pukul 09.20 WIB terpaksa ditunda hingga waktu yang belum ditentukan. Pihak Garuda menegaskan bahwa prioritas utama saat ini adalah keselamatan penumpang dan awak pesawat, serta memastikan seluruh sistem pesawat dalam kondisi layak terbang.

“Kita harus mengecek keseluruhan pesawat, tidak hanya satu ban saja. Harusnya pukul 09.20 berangkat, karena ada masalah terpaksa ditunda,” kata Ikhsan.

Penundaan ini turut berdampak pada jadwal keberangkatan penumpang yang telah dijadwalkan untuk penerbangan selanjutnya. Beberapa calon penumpang tampak menunggu informasi lebih lanjut di ruang tunggu Bandara RHF. Pihak bandara dan Garuda Indonesia menyediakan kompensasi berupa makanan ringan dan bantuan informasi bagi para penumpang yang terdampak.

Prosedur Keselamatan Diaktifkan

Bandara Raja Haji Fisabilillah langsung mengaktifkan prosedur darurat standar saat laporan insiden diterima. Tim dari Otoritas Bandara, Petugas Pemadam Kebakaran Bandara, serta petugas Aviation Security (Avsec) dikerahkan ke landasan untuk memastikan tidak ada bahaya lanjutan yang bisa membahayakan penumpang maupun pesawat lainnya.

Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah II Batam, Rizal Ramadhan, membenarkan bahwa insiden tersebut sedang dalam penanganan. Menurutnya, seluruh proses pendaratan berjalan sesuai prosedur, meskipun terdapat insiden teknis di akhir proses.

"Kami pastikan bahwa tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, dan semua proses evakuasi berjalan sesuai prosedur keselamatan yang berlaku," ujar Rizal.

Keamanan Bandara Tetap Terjaga

Meski sempat terjadi gangguan operasional akibat insiden tersebut, pihak Bandara RHF memastikan bahwa aktivitas penerbangan lain tetap berjalan normal. Landasan pacu dibersihkan dan diperiksa usai kejadian untuk memastikan tidak ada sisa-sisa serpihan yang dapat membahayakan pesawat lain.

“Tidak ada gangguan besar terhadap operasional bandara secara keseluruhan. Namun, kami tetap meningkatkan pengawasan terhadap semua aktivitas penerbangan hari ini,” jelas petugas bandara.

Komitmen Maskapai dan Evaluasi Keselamatan

Garuda Indonesia menegaskan komitmennya terhadap keselamatan dan kenyamanan penumpang. Pihak maskapai juga menyatakan akan melakukan evaluasi mendalam terhadap sistem teknis dan prosedur pendaratan agar kejadian serupa tidak terulang.

Insiden seperti ini mengingatkan pentingnya pengawasan teknis berkala dan kesiapsiagaan sistem darurat di seluruh bandara nasional. Pemeriksaan berkala terhadap komponen penting pesawat seperti roda pendarat (landing gear) dan sistem rem menjadi sangat vital, terutama bagi maskapai yang melayani rute padat seperti Jakarta–Tanjungpinang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index