Penerbangan

Desain Kursi Berdiri di Pesawat, Solusi Efisiensi Penerbangan Jarak Pendek

Desain Kursi Berdiri di Pesawat, Solusi Efisiensi Penerbangan Jarak Pendek
Desain Kursi Berdiri di Pesawat, Solusi Efisiensi Penerbangan Jarak Pendek

JAKARTA - Salah satu inovasi terbaru yang tengah menjadi sorotan adalah desain kursi berdiri di dalam pesawat. Konsep revolusioner ini memungkinkan konfigurasi tempat duduk yang jauh lebih rapat dibandingkan kursi konvensional, sehingga mampu menampung lebih banyak penumpang dalam satu penerbangan.

Desain kursi berdiri ini menyerupai bentuk pelana sepeda, di mana penumpang tidak benar-benar duduk, melainkan bersandar dalam posisi semi-berdiri. Meski terdengar kontroversial, desain ini diklaim mampu memberikan kenyamanan relatif untuk penerbangan jarak pendek, khususnya di bawah dua jam.

Kapasitas Penumpang Naik hingga 20 Persen

Desain kursi berdiri menawarkan potensi peningkatan kapasitas penumpang hingga 20 persen dibandingkan konfigurasi kursi ekonomi biasa. Dengan jarak antarkursi yang lebih rapat dan posisi tubuh yang lebih vertikal, ruang kabin dapat dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi maskapai berbiaya rendah yang selalu mencari cara untuk menekan biaya operasional sekaligus meningkatkan jumlah penumpang.

“Kursi ini dirancang bukan hanya untuk menghemat ruang, tapi juga mengurangi bobot kabin secara keseluruhan,” kata seorang pengembang kursi tersebut dalam keterangan yang diberikan pada pameran penerbangan. Desain ringan juga berkontribusi terhadap efisiensi bahan bakar, yang merupakan salah satu tantangan utama industri penerbangan saat ini.

Telah Lolos Uji Coba dan Siap Diterapkan

Meski belum resmi digunakan oleh maskapai mana pun, kursi berdiri ini dikabarkan telah melewati serangkaian uji coba dan dinyatakan layak untuk digunakan pada penerbangan komersial. Kursi tersebut diperkirakan akan mulai diperkenalkan ke publik pada 2026 mendatang, terutama untuk rute-rute pendek yang berdurasi kurang dari dua jam.

Skyrider 2.0, demikian nama dari model kursi tersebut, hadir sebagai penyempurnaan dari versi sebelumnya yang sempat gagal dikomersialkan pada tahun 2010. Versi terbaru ini memiliki bantalan yang lebih nyaman, struktur penyangga yang lebih kuat, dan sistem pemasangan yang lebih stabil karena menempel ke lantai dan langit-langit kabin.

Respon Publik Campur Aduk

Meskipun secara teknis menjanjikan, ide kursi berdiri ini memicu pro dan kontra di kalangan masyarakat. Di media sosial, banyak warganet yang menyuarakan penolakan terhadap konsep ini. “Ini seperti memperlakukan manusia seperti barang. Duduk saja tidak nyaman, apalagi berdiri sepanjang penerbangan,” ujar seorang pengguna media sosial dalam sebuah diskusi daring.

Beberapa pengguna bahkan menyerukan boikot terhadap maskapai yang akan menggunakan kursi jenis ini. Mereka menilai desain tersebut mengorbankan kenyamanan demi keuntungan semata. Namun, tak sedikit juga yang melihat sisi positifnya, terutama dari segi harga tiket yang kemungkinan bisa lebih murah.

Potensi Tiket Lebih Terjangkau

Dengan meningkatnya kapasitas penumpang dan efisiensi ruang, maskapai berpeluang besar untuk menekan harga tiket. Model kursi berdiri disebut-sebut akan ditawarkan dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan tiket ekonomi biasa. Estimasi harga tiket untuk penumpang berdiri ini diprediksi mulai dari Rp20.000 hingga Rp100.000 tergantung rute dan maskapai yang mengadopsinya.

Bagi pelancong dengan anggaran terbatas atau mereka yang hanya melakukan perjalanan singkat, opsi ini bisa menjadi solusi menarik. Kursi berdiri juga dapat mengurangi waktu tunggu penumpang saat naik dan turun pesawat karena konfigurasi kabin yang lebih terbuka.

Fokus pada Penerbangan Domestik dan Regional

Kursi berdiri ini tidak ditujukan untuk penerbangan jarak jauh. Target penerapannya lebih condong pada rute domestik atau regional dengan waktu tempuh maksimal dua jam. Di Indonesia, misalnya, rute-rute padat seperti Jakarta–Bandung, Jakarta–Semarang, atau Surabaya–Bali bisa menjadi medan uji coba yang potensial.

Dengan jarak tempuh pendek dan tingkat keterisian pesawat yang tinggi, model ini bisa meningkatkan frekuensi penerbangan sekaligus memberikan alternatif lebih banyak bagi konsumen.

Edukasi dan Adaptasi Masyarakat Diperlukan

Seiring dengan peluncuran konsep baru ini, edukasi kepada publik menjadi hal krusial. Masyarakat perlu diberikan informasi yang tepat mengenai keamanan, kenyamanan, dan manfaat dari kursi berdiri ini. Maskapai juga perlu memastikan bahwa penerapan kursi ini tidak bertentangan dengan regulasi penerbangan yang berlaku.

Sebagian pengamat penerbangan menilai bahwa inovasi ini berpotensi menciptakan kelas layanan baru dalam dunia aviasi. Jika diterapkan secara bijak dan sesuai standar keselamatan, kursi berdiri bisa menjadi pilihan populer di masa depan, layaknya kelas ekonomi ultra-rendah.

Tantangan Regulasi dan Standardisasi

Meski menjanjikan, tantangan terbesar dari penerapan kursi berdiri tetap pada aspek regulasi dan perizinan. Otoritas penerbangan sipil di berbagai negara belum secara terbuka mengesahkan penggunaan kursi jenis ini. Selain itu, standar kenyamanan dan keselamatan penerbangan internasional juga menjadi faktor penting yang harus diperhatikan.

Pihak pengembang kursi menyatakan bahwa desain ini telah menyesuaikan dengan persyaratan keselamatan dasar, termasuk sistem sabuk pengaman dan struktur pendukung tubuh yang memadai. Namun, persetujuan resmi tetap harus melalui proses evaluasi yang ketat dari otoritas terkait.

Masa Depan Transportasi Udara Hemat

Terlepas dari berbagai kontroversi, desain kursi berdiri menjadi salah satu langkah inovatif dalam dunia penerbangan modern. Di tengah tantangan operasional, fluktuasi harga bahan bakar, dan tekanan untuk menekan biaya, maskapai penerbangan dituntut untuk terus berinovasi.

Apakah kursi berdiri akan menjadi tren masa depan atau hanya sekadar eksperimen yang berlalu begitu saja, waktu yang akan menjawab. Namun yang pasti, inovasi ini menunjukkan bahwa dunia penerbangan terus bergerak ke arah efisiensi dan aksesibilitas yang lebih luas bagi semua kalangan penumpang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index