Kesehatan

Tren Minuman Manis Bikin Semangat, Tapi Mengintai Kesehatan

Tren Minuman Manis Bikin Semangat, Tapi Mengintai Kesehatan
Tren Minuman Manis Bikin Semangat, Tapi Mengintai Kesehatan

JAKARTA - Di tengah rutinitas yang padat dan tekanan hidup yang tinggi, tidak sedikit orang memilih minuman manis sebagai solusi cepat untuk meningkatkan suasana hati. Ungkapan “good food, good mood” sering dijadikan pembenaran untuk menyeruput kopi susu, teh tarik, boba, hingga minuman berenergi setiap hari. Namun, seiring dengan meningkatnya kebiasaan ini, muncul pula risiko kesehatan yang mengintai.

Menurut dr. Arfelina Sugiarto, M.D., dalam sesi dialog bersama RRI Pro 2 Purwokerto edisi Senin, tren konsumsi minuman viral seperti kopi susu dan energy drink perlu ditinjau dari sisi medis. Ia menjelaskan bahwa yang menjadi masalah utama bukan pada kopi atau tehnya, melainkan tingginya kandungan gula dan zat tambahan dalam minuman tersebut.

Gula dalam Minuman Populer, Bahaya yang Tak Terlihat
Minuman manis yang beredar di pasaran saat ini, seperti kopi kemasan atau teh susu kekinian, rata-rata mengandung gula sebanyak 20 hingga 25 gram per botol. Jumlah ini sudah mendekati atau bahkan melebihi separuh dari batas konsumsi gula harian yang direkomendasikan oleh WHO, yaitu sekitar 50 gram per hari untuk orang dewasa.

Padahal, kita tidak hanya mendapatkan asupan gula dari minuman saja. Makanan pokok seperti nasi, camilan, hingga buah-buahan juga menyumbang glukosa dalam tubuh. Kombinasi asupan ini, jika tidak dikontrol, bisa menyebabkan akumulasi gula dalam darah yang berujung pada gangguan metabolisme jangka panjang.

Dokter Arfelina juga menyoroti kebiasaan menganggap minuman tersebut sebagai penyegar tubuh. “Sensasi segar itu hanya semu. Yang terjadi sebenarnya adalah lonjakan gula darah yang membuat tubuh terasa lebih aktif secara temporer, tapi setelah itu justru membuat tubuh cepat lelah,” ungkapnya.

Minuman Berenergi: Kandungan yang Perlu Diwaspadai
Energy drink atau minuman berenergi menjadi pilihan banyak orang untuk menambah stamina di tengah aktivitas padat. Namun, kandungan di dalamnya seperti kafein tinggi, gula berlebih, serta zat pewarna dan pengawet sintetis bisa memberikan dampak serius jika dikonsumsi terus-menerus.

Selain memicu lonjakan gula darah, kandungan kafein dalam energy drink dapat mengganggu pola tidur dan menyebabkan kecemasan. Ketika tubuh kekurangan waktu istirahat, keseimbangan hormon akan terganggu dan dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang.

“Satu kaleng energy drink bisa mengandung dua kali lipat kafein dari secangkir kopi biasa. Konsumsi tanpa kendali dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan jantung,” terang dr. Arfelina.

Dampak Gaya Hidup Manis Terhadap Organ Vital
Jika konsumsi minuman manis tidak dibarengi dengan gaya hidup sehat dan aktivitas fisik yang memadai, maka dampaknya akan terasa pada organ tubuh vital seperti liver, ginjal, dan jantung. Dalam penjelasannya, dr. Arfelina menyebut ada tiga masalah utama yang bisa timbul:

Resistensi insulin dan risiko diabetes – Ketika kadar gula dalam darah terus tinggi, tubuh akan kesulitan memproduksi atau merespons insulin. Akibatnya, gula tidak bisa diubah menjadi energi dan malah menumpuk dalam darah.

Kecemasan dan gangguan tidur – Kafein dalam minuman berenergi dapat mempercepat detak jantung dan mengganggu produksi melatonin alami dalam tubuh, yang penting untuk kualitas tidur.

Penambahan berat badan dan obesitas – Gula berlebih yang tidak digunakan akan disimpan sebagai lemak. Jika ini terus terjadi, risiko obesitas dan komplikasi lainnya seperti kolesterol tinggi dan tekanan darah meningkat.

Bijak dalam Konsumsi, Jangan Sampai Kecanduan
Menghindari gula secara total memang tidak disarankan karena tubuh tetap membutuhkan glukosa sebagai sumber energi. Namun, yang perlu dikendalikan adalah frekuensi dan jumlah konsumsi, terutama dari sumber-sumber tambahan seperti minuman kemasan atau yang dijual secara komersial.

“Gula itu sifatnya adiktif, semakin sering dikonsumsi akan semakin sulit dikurangi,” ujar dr. Arfelina. Ia menambahkan, organ vital seperti liver dan ginjal memang memiliki kemampuan regenerasi tinggi, namun jika dibebani terus-menerus dalam waktu lama, kerusakan bisa bersifat permanen.

Sebagai alternatif, masyarakat disarankan memilih minuman rendah gula atau mengganti pemanis dengan bahan alami seperti madu atau stevia. Selain itu, meningkatkan konsumsi air putih dan rutin berolahraga akan membantu tubuh tetap bugar tanpa perlu bergantung pada minuman manis.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index