JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan bahwa kehadiran layanan cabang PT Bank Syariah Indonesia (BSI) di Arab Saudi memiliki potensi besar dalam memperkuat ekosistem haji dan umrah Indonesia. Menurutnya, langkah ini tidak hanya berfokus pada sektor keuangan, tetapi juga pada berbagai sektor lain yang dapat menciptakan peluang baru untuk kerja sama bisnis dan meningkatkan kualitas layanan bagi jamaah haji dan umrah asal Indonesia.
Erick menegaskan bahwa dalam menghadapi perkembangan ini, pihaknya berkomitmen untuk menindaklanjuti izin prinsip yang telah diperoleh dengan merancang perencanaan yang matang. “Sejalan dengan adanya Undang-Undang BUMN yang baru, izin prinsip yang sudah didapat perlu diimplementasikan dengan perencanaan yang baik. Kami menargetkan BSI akan mulai beroperasi penuh di Arab Saudi dalam waktu satu tahun ke depan,” ujar Erick dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin, 5 Mei 2025.
Meningkatkan Kerja Sama Bisnis dan Layanan Keuangan Syariah
Erick menambahkan bahwa pembukaan cabang BSI di Arab Saudi akan membuka peluang besar untuk memperkuat kerja sama business-to-business (B2B) serta memperkuat ekosistem haji dan umrah dari sisi ekonomi dan layanan keuangan syariah. Kehadiran BSI di Arab Saudi juga diharapkan dapat mendukung berbagai sektor lain, mulai dari pengelolaan dana haji dan umrah, logistik, hingga sektor farmasi, yang semuanya memiliki kontribusi signifikan terhadap kelancaran perjalanan ibadah bagi jamaah Indonesia.
"Kolaborasi ini tidak hanya menyasar sektor keuangan, tetapi juga akan menciptakan peluang besar dari sisi people-to-people, yang mencakup pengelolaan dana haji dan umrah, logistik, hingga sektor farmasi," tambah Erick. “Dengan demikian, bukan hanya sektor finansial yang diuntungkan, tetapi seluruh ekosistem yang terkait dengan perjalanan haji dan umrah juga bisa berkembang,” jelasnya.
Potensi Perputaran Dana yang Besar
Salah satu alasan utama dibalik pembukaan cabang BSI di Arab Saudi adalah potensi perputaran dana yang sangat besar dari aktivitas haji dan umrah. Erick menjelaskan bahwa Indonesia memiliki jumlah jamaah haji dan umrah terbesar di dunia, yang menciptakan peluang besar untuk menyerap dana yang berputar di kedua negara tersebut. Saat ini, total dana yang berputar di Indonesia dari aktivitas umrah dan haji mencapai sekitar Rp 29 triliun, sedangkan di Arab Saudi terdapat sekitar Rp 23 triliun yang dapat diserap oleh BSI.
“Dengan ekosistem yang tepat dan strategi yang terkoordinasi, kita bisa mulai mengambil bagian dalam transaksi ini,” ujar Erick. Hal ini menandakan bahwa dengan peningkatan layanan dan kemudahan transaksi, Indonesia bisa lebih banyak terlibat dalam sirkulasi dana haji dan umrah yang selama ini sebagian besar mengalir keluar negeri.
Erick juga menekankan bahwa penting untuk menciptakan integrasi sistem yang memungkinkan pengelolaan dana dan transaksi yang lebih efisien serta menguntungkan bagi jamaah. Inisiatif ini akan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan jumlah jamaah haji dan umrah terbesar, sekaligus memperkuat pengelolaan dana yang lebih baik bagi umat.
Integrasi Layanan Borderless antara Indonesia dan Arab Saudi
Erick juga mengungkapkan pentingnya terobosan dalam layanan borderless antara imigrasi Indonesia dan Arab Saudi. Hal ini akan memungkinkan perizinan haji dilakukan langsung dari Indonesia tanpa harus mengurusnya di Arab Saudi, yang tentunya akan mempercepat proses keberangkatan jamaah.
Integrasi ini didukung oleh keberadaan terminal khusus haji dan umrah yang baru saja diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 4 Mei 2025. Terminal 2F yang baru di Bandara Soekarno-Hatta ini diharapkan akan mempermudah pelayanan bagi jamaah haji dan umrah, sekaligus mengurangi hambatan administratif yang selama ini ada.
“Dengan integrasi sistem ini, kita tidak hanya akan mempercepat layanan umrah dan haji, tetapi juga mulai menggeser sebagian transaksi digital payment untuk dikelola dalam negeri, sesuai dengan arahan Bapak Presiden,” tutur Erick. Pengelolaan transaksi ini diharapkan tidak hanya akan menguntungkan pihak-pihak terkait di Indonesia, tetapi juga akan memberikan kenyamanan lebih bagi jamaah yang ingin melakukan pembayaran dan transaksi lainnya secara digital.
Kinerja Keuangan BSI yang Positif
Pada kesempatan yang sama, Erick juga mengungkapkan kabar positif terkait kinerja keuangan PT Bank Syariah Indonesia (BSI). Pada kuartal pertama tahun 2025, BSI berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,879 triliun, tumbuh 10 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pencapaian ini menunjukkan bahwa ekspansi dan transformasi yang dilakukan oleh BSI mulai memberikan hasil yang signifikan.
Erick menjelaskan bahwa pertumbuhan ini merupakan bukti nyata dari keberhasilan strategi transformasi BSI dalam menghadapi tantangan dan peluang yang ada. Keberhasilan ini sekaligus memperkuat komitmen BSI untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia, khususnya dalam sektor keuangan syariah.
Bank Emas: Inovasi yang Membawa Dampak Signifikan
Selain itu, Erick juga menyoroti keberhasilan inovasi BSI yang diluncurkan pada awal tahun ini, yakni Bank Emas. Bank Emas BSI telah diresmikan oleh Presiden RI pada 26 Februari 2025, dan inovasi ini langsung menunjukkan dampak positif. Dalam kurun waktu dua bulan setelah peluncuran, rata-rata penjualan emas melalui aplikasi Byond meningkat secara signifikan, dari rata-rata 25 kilogram per bulan pada tahun 2024 menjadi 265 kilogram per bulan pada April 2025.
Erick menekankan bahwa keberhasilan ini membuktikan bahwa dengan transformasi yang tepat, ada banyak peluang yang dapat dimanfaatkan. “Ini adalah bukti bahwa kalau kita mau bertransformasi dan berbenah, selalu ada celah atau loop hole yang bisa kita manfaatkan sebagai peluang. Insya Allah, apa yang kita lakukan hari ini bersama BUMN dan Danantara akan terus menunjukkan hasil yang nyata dan dapat dihitung secara riil,” tutup Erick dengan penuh optimisme.
Kehadiran PT Bank Syariah Indonesia (BSI) di Arab Saudi tidak hanya memperkuat posisi BSI dalam sektor keuangan syariah global, tetapi juga membawa dampak positif bagi pengelolaan ekosistem haji dan umrah Indonesia. Dengan potensi perputaran dana yang besar, integrasi sistem yang mempermudah layanan, serta berbagai inovasi yang telah diluncurkan, BSI memiliki peluang besar untuk turut mendongkrak perekonomian Indonesia dan memberikan manfaat langsung bagi jamaah haji dan umrah. Ke depannya, keberhasilan BSI dalam mengelola layanan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain dalam menjalankan reformasi dan transformasi yang lebih efektif.